Kisah Mbah Mijan (2/habis), Dari Peristiwa Tangan Besar Hitam hingga Buka Praktek
Melihat Pak Parmin lelap, seketika warga heran dan menghentikan maksud mereka menarik Mijan.
"Besoknya saya menjadi perbincangan orang. Ada yang baik, banyak juga yang jelek. Saya hanya diam. Pak Parmin sempat datang keesokan harinya itu. Dia bilang tahu dari orang tentang apa yang saya perbuat," kata Mbah Mijan.
Setelah kejadian itu, Mijan pun sering didatangi warga, ajak berdiskusi, minta didoakan dan sejenisnya. "Mulai saat itu, saya berpikir, mungkin ini jalan saya," tandas Mbah Mijan.
Meski memiliki bakat ilmu spiritual dari kakeknya, ternyata Mbah Mijan juga pernah berguru khusus. Samijan pernah berguru ke Bangkalan, di sebuah pondok pesantren.
Romo Kiai nama gurunya. "Saya bertemu beliau di Gresik, saat ziarah makam wali. Saya langsung diajak ke Bangkalan," ujar Mbah Mijan.
Di sana, Mijan hanya diminta rajin beribadah. "Cuma salat, tidur, makan. Itu saja selama 40 hari. Di hari ke-41, Romo Kiai memberikan saya dua botol air. Satu untuk diminum, satunya untuk mandi. Setelah itu saya kembali ke Jakarta," kenang Mbah Mijan.
Kini Mbah Mijan sudah membuka praktek di Modern Land, Cikokol, Tangerang (depan mal Metropolis).
"Suka dukanya banyak sekali. Namun apapun itu, yang berkuasa hanya Tuhan, Yang Satu," tutup Mbah Mijan. (adk/jpnn)