Kisah Mesra Pelaut Makassar dan Orang Aborigin pada Masa Lalu
Belum ditemukan catatan para pelaut dari Makassar yang mengonfirmasi waktu kedatangan mereka di Arnhem Land sehingga belum bisa ada klaim bahwa pelaut pertama yang tiba di benua Australia adalah pelaut dari Nusantara.
Berubah
Dari antara tahun 1760-1770, hubungan akrab suku Yolngu dan pelaut Makassar berlanjut hingga sekitar 1,5 abad kemudian.Â
Richard menuturkan bahwa hubungan ini bisa berlangsung langgeng dalam jangka waktu yang lama karena sikap para pelaut dari Makassar yang bersahabat dan memberi manfaat yang signifikan dalam kehidupan masyarakat Yolngu di pesisir pantai Arnhem Land. Sikap seperti ini, lanjutnya, yang tidak ditemukan pada para pelaut Eropa ketika tiba di benua Australia.
“Ketika Makassar datang dan pergi selama beberapa abad, mereka menghormati kekuasaan suku Yolngu. Para pelaut Makassar hanya berada di sekitar pantai setelah berlabuh. Di tempat ini mereka menunggu para juragan Yolngu untuk bernegosiasi dalam hubungan dagang mereka. Hanya ada beberapa saja ketidaksepakatan yang kemudian menjadi perkelahian dalam hubungan dagang selama berabad-abad,†ucap Richard.
Namun, pada suatu musim hujan, saat mereka sudah menyiapkan teripang dan segala hasil laut yang menjadi komoditas perdagangan tanah Arnhem, para penduduk asli ini harus menerima kenyataan bahwa para pelaut Makassar tak akan pernah datang lagi.
Kisah mesra mereka harus berakhir setelah pemerintah Australia pada awal abad ke-19 mewajibkan setiap pelaut untuk memiliki izin dan membayar semacam pajak jika hendak memancing atau memanen teripang di kawasan Australia.