Kisah Mesra Pelaut Makassar dan Orang Aborigin pada Masa Lalu
“Ada kabar bahwa sejumlah nakhoda dari Makassar sudah diberi tahu bahwa mereka tidak bisa lagi datang karena Balanda (sebutan penduduk asli untuk bangsa Eropa) yang ada di Pelabuhan Darwin tidak mengizinkan mereka berlabuh. Sejumlah tetua Yolngu ingat betul bagaimana ayah atau kakek mereka berurai air mata ketika para nakhoda dari Makassar itu menyampaikan kabar ini,†tutur Richard.
“Banyak penduduk Yolngu yang mengecam cerita itu. Mereka mengatakan ‘siapa Balanda-balanda itu? Mereka tak ada urusan dengan perjanjian kerja sama yang resmi antara klan kita dan pelaut dari Makassar’,†tambahnya kemudian.
Sejak saat itu, mulai tahun 1906, tak ada lagi pinisi yang datang ke Arnhem Land. Kehidupan menjadi sulit bagi penduduk Yolngu ketika perdagangan dengan pelaut Makassar berhenti.
Memang ada kapal-kapal baru yang datang dan pergi di perairan Arnhem Land yang kini termasuk dalam negara bagian Northern Territory, Australia. Namun, bukannya untuk berdagang seperti pelaut Makassar, mereka malah mencuri.
Segalanya telah berubah... .