Kisah Nyata Sarjana Pendidikan Tidak Ikut Wisuda demi PPG Prajabatan
“Sebenarnya boleh izin, tetapi bagi saya itu terlalu berisiko jika absen kuliah PPG di hari kedua. Khawatir tugas kuliah PPG di hari pertama dan kedua tidak tertangani. Takut tidak lulus PPG,” ujar Ama kepada JPNN.com.
“Ya sudah, saya putuskan tidak ikut wisuda,” ujar Ama. Dia menitikkan air mata.
Wajar Ama bersedih. Tamat SMA, dia tidak langsung kuliah karena kondisi ekonomi keluarga. Dia bekerja setahun di sebuah toko di Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah.
Keinginan kuat untuk kuliah dia kubur dalam-dalam. Namun, kedua orang tuanya paham tentang hasrat yang terpendam di dasar hati putrinya itu.
Pokoknya Ama harus kuliah, enggak usah memikirkan soal biaya. Begitu kira-kira kalimat ortu Ama kepada putrinya itu.
Ayahnya seorang sopir angkutan umum. Sepi penumpang. Beralih menjadi sopir truk.
Ibunya kerja serabutan. Kadang ikut njagul, kerja di sawah milik tetangganya. Upah tidak seberapa.
Belakangan, ibunya memutuskan merantau ke Jakarta, bekerja di rumah tangga, agar uang SPP semesteran Ama bisa terbayarkan. Penghasilan ayahnya yang pas-pasan untuk ongkos hidup Ama di kos-kosan.