Kisah Para Duta Besar yang Bertugas di Negara-Negara 'Miskin' (1)
Di Timor Leste, Eddy Ditodong PremanJumat, 19 Februari 2010 – 01:26 WIB
Misalnya, Agus Mursito. Dia merupakan duta besar Indonesia yang bertugas di Paramaribo, Suriname. Menurut dia, bertugas di negara tertentu memang bisa memengaruhi pola berpikir dan kebiasaan seorang diplomat. "Tapi, ada satu hal yang membuat kita semua sama. Yakni, nasionalisme. Semakin Anda jauh dari tanah kelahiran, rasa (nasionalisme) itu akan semakin teruji dan terasah," ujar pria kelahiran 6 September 1953 tersebut.
Agus lantas menceritakan pengalamannya bertugas di negara yang merdeka pada 25 November 1975 itu. Suriname, kata dia, memiliki hubungan emosional yang dekat dengan Indonesia. Bagi pemerintah Suriname, Indonesia merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaannya. Selain itu, mayoritas warga imigran di Suriname adalah keturunan Jawa. Karena itu, bahasa Jawa menjadi salah satu bahasa nasional yang digunakan dalam berniaga dan berpolitik.
"Jadi, saya yang sudah memiliki basic bahasa Belanda lebih sering menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi dengan warga setempat dan itu sangat meringankan tugas saya," ujar Agus yang asli Magelang, Jawa Tengah, tersebut.