Kisah Para Istri Seksi yang Hidup Menderita Bersama Mertua, Cerai Aja!
Ironisnya, ketika ada tamu, saudara, atau temannya, Karin yang tinggal di kawasan Menur Pumpungan, Surabaya diperkenalkan sebagai pembantu.
”Saya harus pakai daster. Keluar rumah juga dilarang pakai baju bagus. Saya tidak betah, akhirnya mengajukan gugatan ini,” papar Karin dengan mata berkacakaca seperti bakal menumpahkan air matanya.
Kasus wanita keempat, sebut Nisa, 30, setali tiga uang. Meski tidak mirip, Nisa menggugat cerai suaminya karena sang mertua sangat sulit tersenyum. ”Jengkel saya. Masak, diajak ngomong, gak pernah nyambung. Senyum saja jarang. Karena suami ndak mau diajak keluar dari rumah mertua, ya sudah aku minta cerai,” ujarnya.
Sedikit berbeda kasus wanita lainnya, sebut Aira, 34. ”Uang bulanan suami diserahkan ke ibu mertua semua. Alasannya, ibu mertua yang masak. Terus, saya sibuk kerja. Padahal, saya sudah sering protes, tapi tak pernah digubris,” katanya dengan nada jengkel.
Ternyata, curhatan wanita yang cerai garagara tinggal bareng mertua itu mengundang
perhatian salah satu satpam PA, Munir. Munir tak sengaja nyeletuk bahwa mending tidak usah cerai dan minta jatah bulanan dua kali lipat jika suami terlalu menurut ke mertua.
”Buat surat perjanjian saja. Kalau sampean cerai, nanti kesena ngan ibu mertua. Lelaki bisa cari istri lagi, lha sampean? Mungkin gampang cari suami lagi, tapi kan nggak enak bawa gelar janda,” ucap Munir.
Salah satu pengacara di PA yang mendengar hal itu juga menyatakan sanggup membuatkan perjanjian supaya para suami lebih menurut ke istri daripada ibu mertua. ”Kapan ada waktu ke Lamongan? Ayo minta doa pak kiai di sana supaya suamisuami kalian bisa nurut lagi.
Setelah itu, kita buat surat perjanjian,” katanya. Mendengar tantangan pengacara itu, lima wanita tersebut manggutmang gut. Mungkin setuju atau berniat menarik gugatan cerainya. (umi/c1/jay)