Kisah Preman-Preman yang Telah Pensiun (1)
Tobat Jadi Preman karena Malu Sama Mantan Istrijpnn.com - HIDAYAH bisa datang kapan dan kepada siapa saja. Bahkan, seorang preman yang dikenal kejam sekalipun bisa kembali ke jalan yang benar. Banyak dari mereka yang tobat telah membaktikan diri untuk keluarga, masyarakat dan agama.
Berikut beberapa contoh preman asal Tasikmalaya yang memutuskan untuk pensiun.
Mamat Darmawan saat ini berusia 45 tahun. Pria asal Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya ini mengaku pernah terjerumus ke dunia hitam. Saat negeri ini dilanda krisis moneter 1997-1998, dia bergelut dengan dunia premanitas di Jakarta.
Delapan belas tahun lalu, Mamat muda bekerja di salah satu perusahaan armada di Tasik. Kala itu, dia sudah nakal: kerap mabuk-mabukan, pulang larut malam karena dugem di diskotik dan main perempuan.
Tahun 2000, dia menikah dengan perempuan asal Tasik. Namun usia pernikahan mereka tidak lama. Baru menginjak satu tahun, pernikahan mereka kacau balau. Penyebabnya, karena Mamat nakal. Apalagi, setelah dipecat dari pekerjaannya menjadi awak angkutan, Mamat malah menjadi preman di salah satu terminal di Jakarta.
“Akhirnya istri saya pulang dalam kondisi hamil ke Karangnunggal dan saya tinggal di Jakarta hingga akhirnya berpisah cukup lama tanpa ada kabar,” terangnya kepada Radar Tasikmalaya (JPNN Group), Kamis (30/4).
Kelakuan Mamat semakin tidak terkendali setelah istrinya pulang ke Tasikmalaya. Dia kerap memukuli dan memalak orang yang lewat ke terminal. Tak heran, dia pernah ditawari menjadi pembunuh bayaran. Namun menolaknya. “Rp 500 sampai satu juta untuk membunuh orang," terangnya.
Menurutnya, rivalitas saat menjadi preman sangat tinggi, apalagi di kota besar seperti Jakarta. Beberapa kali, dia harus duel dengan preman lain untuk mengambil lahan yang menjadi tempat kekuasaannya.