Kisah Sedih Fitri, Lari ke Kantor Polisi Melaporkan Ayahnya
Kini, permasalahan mereka dijembatani oleh pihak Polsek Bontang Selatan, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-P3M) Bontang, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Bontang serta P2TP2A. Dari hasil musyawarah, akhirnya Fitri diputuskan agar diasuh tantenya.
Yani pun diminta untuk membuat surat pernyataan, agar tidak lagi menggangu Fitri dan membiarkan Fitri diasuh tantenya. Selain itu, Yani diminta agar tidak melibatkan Fitri bekerja mendorong gerobak.
Sementara itu dari pengakuan Yani, dirinya memukul anaknya, lantaran jengkel karena tidak mau diajak keliling membawa gerobak. Terlebih, Yani mengaku takut anaknya dibawa lari oleh seorang laki-laki yang sempat ingin menikahi Fitri.
“Aku takut dia (Fitri, Red.) nanti dibawa lari laki-laki, karena saat itu Fitri mau dinikahi, tapi uang jujurannya kurang. Awalnya saya minta Rp 27 juta, lalu turun jadi Rp15 juta, tapi tidak ada juga. Jadi ya dibatalin saja. Nah jadi aku takut siapa tahu kalau aku pergi narik gerobak sendiri, nanti anakku diambil lari ama laki-laki itu. Kan rumahnya sebelahan saja,” ungkap Yani.
Dewi, petugas dari P2TP2A Bontang mengatakan, untuk sementara pihaknya yang akan mengamankan Fitri selama satu hari. Barulah hari ini Fitri diserahkan ke keluarga yang akan merawatnya dengan dibuatkan berita acara.
“Nanti setelah Fitri diasuh oleh tantenya bapaknya masih bisa menemuinya, tetapi rencananya Fitri itu mau disekolahkan sama tantenya dan kami harap bapaknya tidak melarangnya atau mengambil kembali Fitri,” pungkasnya. (mga)