Kisah Seputar Proklamasi yang Selama ini Disembunyikan
Dia menuliskan pengalaman pribadinya, terutama sekali karena mengganggap, "beberapa pengarang sejarah, dalam uraiannya tentang keamanan di sekitar proklamasi dan pemindahan kekuasaan, tidak menuliskan fakta dan data-data yang sebenarnya telah terjadi, sehingga kejadian-kejadian yang sangat bersejarah itu menjadi kabur."
Begitu rampung, Enthol Chaerudin menyerahkan tulisannya kepada Ahmad Soebardjo. Sang Founding Father pun membaca dengan seksama dengan menulis tanggapan pada 22 Oktober 1973.
"Sdr. Chaerudin," tulis Soebardjo, "merupakan salah satu pembantu saya yang konsekwen, gigih dan berani, karena benar, menghadapi keadaan yang rumit, tempo-tempo menghadapi maut, namun atas bimbingan perlindugan dan karunia tuhan yang maha esa, dia beserta kawan-kawannya selamat keluar dan kancah revolusi Indonesia."
Bagi Soebardjo, "Sdr. Chaerudin setiakawan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia."
Dokumen yang dirampungkan pada 1973 ini berupa fotocopyan yang kami peroleh dari Harry A Poeze. Tempo hari, petinggi KITLV Leiden, Belanda tersebut mengirimkan paket ini langsung dari Negeri Kincir Angin.
Nah, pembaca yang budiman…setelah menimbang sama berat, mengukur sama panjang dan menilai di atas patut, maka catatan Entol Chaerudin ini kami gubah tanpa mencederai isi, untuk disajikan ala reportase sejarah. Semoga berkenan. Selamat mengikuti…
"Selama seperempat abad, fakta sejarah ini tidak pernah ditulis orang sebelumnya," tandas Entol Chaerudin, lakon utama cerita ini.--bersambung (wow/jpnn)