Kisah Trio Alumnus UI Tentang Menumpas Bandar, Menyongsong Fajar
Dari sisi potensi kerugian, Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut negara mengalami kerugian sebesar Rp 84 triliun setiap tahun, akibat narkoba.
Deputi Pencegahan BNN Sufyan Syarif pernah mengungkapkan hal ini beberapa waktu lalu.
Dia menyebut sejumlah tantangan masih dihadapi pihaknya dalam menekan maraknya peredaran narkoba, mulai dari letak geofrafis Indonesia, jumlah penduduk, hingga budaya diskriminasi terhadap pengguna yang menjadi korban bujukan oknum tak bertanggung jawab.
Narkoba dengan beragam jenisnya bukan kali ini saja melanda negeri kita, tetapi jauh di masa lampu, sejak masa penjajahan Belanda, yang dikenal dengan Opium.
Namun, saat ini, sesuai Laporan PBB, Indonesia termasuk negara dengan jumlah pemakai Narkoba yang cukup tinggi dan jaringan pengedar serta bandar yang perlu diantisipasi.
Bagaiaman lika-liku dan perjalanan panjang tentang Opium yang belakangan lebih dikenal sebagai Narkoba ini, telah terbit buku baru dengan judul “Menumpas Bandar Menyongsong Fajar: Sejarah Penanganan Narkotika di Indonesia”.
Buku yang diterbitkan Prenada, Jakarta, Desember 2021 ini ditulis oleh tiga alumnus Jurusan Ilmu Sejarah FIB UI, Ardi Subandri, Suradi, dan Toto Widyarsono.
Buku setebal 196 halaman ini merangkum sejarah panjang Narkoba, dan dampak penyalahgunaannya.