Kisah Unik OSO dan Tjapto di Rakernas Sapma Pemuda Pancasila
Oso lantas bercerita salah satu kenakalan Japto di masa sekolah. Saat masih SMP, kata Oso, Tjapto kalau pulang liburan ke luar negeri selalu membawa cokelat. Nah, cokelat itu dibagi-bagikan kepada teman-teman di sekolahnya.
"Namanya anak-anak dikasih cokelat suka saja. Tahu-tahunya gara-gara cokelat itu teman-temannya diare semua. Ini dikerjain Tjapto,” kata Oso lagi.
Namun, kata Oso, anak nakal biasanya cerdas. "Contohnya saya," ungkap Oso kembali disambut tawa.
Dia menegaskan, anak cerdas tidak gampang diintervensi. Anak cerdas tidak gampang dipengaruhi narkoba. "Hanya orang bodoh yang mau dipengaruhi narkoba," tegasnya.
Sebagai orang tua, OSO berpesan kepada kader Sapma untuk tidak terlibat narkoba. Dia meyakini, sejauh ini kader Sapma tidak ada yang terlibat narkoba.
“Kalau ada yang terlibat narkoba, bertobatlah, sudah selesai itu narkoba-narkobaaan," jelasnya.
Dia mengatakan, maraknya penggunaan narkoba tidak terlepas dari intervensi oknum asing yang ingin generasi Indonesia bodoh, tidak mau berpikir Pancasila dan tak menghormati orang tua.
"Percayalah orang tua malu kalau melihat anaknya kena narkoba. Kemudian, bisa datang orang memeras menakut-nakuti nanti akan disebarluaskan kalau anaknya kena narkoba," katanya.