Kisruh! Heboh! Donald Trump Tuding CNN Payah
Trump yang tetap tidak mau memberikan kesempatan kepada Acosta tambah marah. Dia meminta pria 46 tahun itu menghormati wartawan lain yang sedang mengajukan pertanyaan. ’’Tidak. Saya tidak akan memberikan kesempatan kepada Anda (untuk bertanya, Red). Saya tidak mengizinkan Anda bertanya. (Media) Anda adalah (penyebar) berita bohong,’’ tegasnya.
Adu mulut Trump dan Acosta itu lantas menjadi salah satu topik panas setelah jumpa pers. Beberapa media membela CNN dan menyebut Trump kekanak-kanakan dalam menyikapi media yang pemberitaannya tidak berpihak kepadanya.
Sebab, di awal jumpa pers, Sean Spicer yang didapuk sebagai jubir Trump juga memberikan keterangan salah tentang CNN. Spicer menyebut CNN menyebarluaskan berita tidak benar tentang memo Rusia tersebut.
Padahal, CNN tidak pernah membeberkan isi memo tersebut. Dalam pemberitaannya, media AS itu juga tidak pernah menyinggung sedikit pun tentang isi memo. Hanya BuzzFeed yang mengulas panjang lebar tentang memo dua lembar yang ditunjukkan kepada Trump dan Presiden Barack Obama pada akhir pekan lalu tersebut.
Pada Rabu lalu, Trump menjadikan skema bisnisnya sebagai agenda utama jumpa pers. Tetapi, tampaknya media jauh lebih tertarik pada desas-desus miring ayah Ivanka tersebut. Karena itu, pertanyaan tentang memo golden shower dan skandal peretasan data elektronik Komite Nasional Demokrat (DNC) mendominasi. Dalam kesempatan itu, untuk kali pertama, Trump mulai curiga ada campur tangan Rusia di balik peretasan.
Tentang skenario bisnisnya, Trump menegaskan, setelah pelantikan nanti, dirinya tidak lagi cawe-cawe urusan Trump Organization. Dia menyerahkan kerajaan bisnisnya kepada Donald Trump Jr dan Eric Trump. Selama menjadi penguasa Gedung Putih, dia berjanji tidak ada kesepakatan bisnis baru antara raksasa bisnisnya di seantero AS dan pihak asing.
Namun, penyerahan kekuasaan bisnis Trump kepada Don dan Eric itu tidak membuat Office of Government Ethics puas. Setelah jumpa pers tersebut, Walter Shaub yang menjabat direktur pada kantor pemerintah itu kecewa kepada Trump. Dia menganggap presiden ke-45 AS tersebut tidak sungguh-sungguh memisahkan diri dari bisnis. Hanya formalitas. Sebab, dia hanya menitipkan sementara bisnisnya kepada dua putranya.
’’Itu tidak sedikit pun mendekati standar baku seorang presiden. Dia harus benar-benar melepaskan bisnisnya. Dia sebaiknya memercayakan bisnisnya pada yayasan tertentu (blind trust) yang tidak akan memberikan laporan apa pun tentang perkembangan bisnisnya,’’ papar Shaub. Jika hanya memasrahkan bisnisnya kepada Don dan Eric, Trump bakal tetap berperan sebagai pembuat keputusan dan rutin menerima laporan. (afp/reuters/bbc/cnn/hep/c14/any/jpnn)