Klarifikasi SBY Dianggap Permintaan Maaf
Jumat, 24 Juli 2009 – 09:43 WIB
Dia memastikan pihaknya tidak salah menangkap isi pidato presiden. Media juga tidak salah kutip. Apalagi, itu ditayangkan secara langsung melalui televisi. "Kalau berjiwa besar, minta maaf saja. Toh tidak mengurangi wibawa dan citra," sindir Fadli.
Terpisah, Direktur Eksekutif Reform Institute Yudi Latief menilai SBY telah mengulangi lagi kesalahannya untuk yang kedua dengan mengatakan bahwa pernyataannya telah dipelintir. Padahal, sejak awal ada framing (bingkai) dalam pidatonya yang mengaitkan data-data intelijen tentang terorisme dengan pemilu.
"SBY justru sama sekali tidak mengaitkannya dengan kemungkinan jaringan terorisme lama," tandasnya. Kalaupun tidak mau meminta maaf, imbuh Yudi, SBY sebenarnya cukup mengatakan pernyataannya yang terdahulu tidak mendapatkan asupan yang akurat dari intelijen. (pri/tof)