Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

KLHK: 11 Kontainer Berisi Limbah Plastik akan Dikembalikan ke Negara Asal

Selasa, 18 Juni 2019 – 22:01 WIB
KLHK: 11 Kontainer Berisi Limbah Plastik akan Dikembalikan ke Negara Asal - JPNN.COM
Petugas membuka kontainer berisi limbah plastik di Batam. Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos/jpg

Konvensi Basel juga memperkuat tidak boleh ada lagi impor sampah. Konvensi Basel Perserikatan Bangsa-Bangsa di Geneva, Switzerland menyatakan produsen sampah plastik besar harus mendapatkan persetujuan sebelum mengekspor sampah beracun mereka ke negara-negara di Selatan.

Pada 10 Mei 2019, sebanyak 187 negara mengambil langkah besar untuk mengendalikan krisis perdagangan plastik dengan memasukkan plastik ke dalam Konvensi Basel. Suatu perjanjian yang mengontrol pergerakan sampah dan limbah berbahaya beracun dari satu negara ke negara lain, terutama dari negara maju ke negara berkembang.

BACA JUGA: Polisi Bongkar Tempat Penyimpanan Puluhan Kilogram Sabu-sabu di Pulau Alang Bakau

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bata, Herman Rozie mengatakan sampai saat ini sudah ada 28 kontainer bahan baku plastik yang dibuka dan diambil sampelnya. 18 diantaranya diragukan, sementara 10 lainnya tidak ada masalah karena merupakan bijih plastik yang sudah jadi.

"18 itu diragukan karena secara visual terlihat kotor dan bau. Maka kemudian diambil sampelnya, nanti bea cukai yang akan memeriksakan di laboraturium apakah mengandung B3 atau tidak," ujar herman saat ditemui di gedung Walikota Batam, Senin (17/6).

Dia mengatakan jika bahan baku tersebut terbukti terkontaminasi limbah B3, maka sesuai dengan Permendag Nomor 31 tahun 2016, bahan baku tersebut harus di ekspor kembali ke negara asal.

"Secara legal administrasi mereka jelas, perusahaan-perusahaan ini memiliki izin impor dan dokumen mereka lengkap. Surveyornya juga menyatakan tidak ada masalah. Namun fisik barang yang kita lihat kemarin kan seperti itu, tapi ini baru indikasi, kita juga tidak bisa menjudge bahwa yang diimpor ini adalah limbah B3.

“Tetapi begitu hasilnya terkontaminasi itu berbeda konteksnya. Jadi seolah-olah yang beredar sekarang kan limbah B3, padahal kan ini sampah yang diimpor yang menjadi bahan baku bagi industri plastik untuk diolah menjadi biji plastik terindikasi mengandung B3," jelas Herman.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Djati Wicaksono Hadi mengungkapkan bahwa ada 11 kontainer dari sekitar 65 kontainer limbah plastik yang saat ini berada di Batam dan masih dalam proses pengusutan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close