KLHK Dorong Masyarakat Jangan Beli Produk dari Produsen yang Tak Komitmen Atasi Limbah Produknya
Penyumbang sampah terbanyak berikutnya adalah Wings dengan 97 sampah plasti atau 6,4, menyusul Mayora sebanyak 88 sampah plastik atau 5,8%, diikuti Unilever 73 sampah plastik atau 4,8% dan PT Santos Jaya Abadi 53 sampah plastik atau 3,5%.
Novrizal menyebutkan komposisi sampah plastik Indonesia terus meningkat. Di mana, pada tahun 1995 komposisinya masih sekitar 9% dari seluruh sampah di Indonesia, tetapi sekarang sudah di angka 18,2%.
"Jadi, meningkat tajam terus walaupun di lima tahun terakhir atau mungkin sekitar satu dekade ini kita juga sangat masif menyampaikan untuk melawan ini semua,” tukasnya.
Menurutnya, salah satu penyebab permasalahan sampah plastik di Indonesia adalah berkembangnya budaya perilaku masyarakat yang menggunakan barang yang sifatnya sekali pakai dan mudah menjadi sampah, dimana sebagian besar barang tersebut terbuat dari plastik.
"Sebagian besar sampah yang dibuang dalam kondisi tercampur atau tidak dipilah, sehingga proses pengolahan sampah termasuk sampah plastik belum optimal dan masih banyak yang berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA,” ucapnya.
Karena itu, dia pun meminta masyarakat untuk membatasi penggunaan plastik sekali pakai dan memiliki gaya hidup minim sampah melalui pencegahan sampah plastik sekali pakai, belanja tanpa kemasan, dan melakukan pemilahan sampah dari rumah.
Dia juga mengutarakan bahwa berbagai kebijakan seperti Perpres 97 tahun 2017, di mana pada tahun 2025 ditargetkan 100% pengolahan sampah di Indonesia bisa dilakukan dengan baik dan benar, ini masih jauh.
Begitu juga dengan pencapaian target Perpres 83 tahun 2018, di mana target untuk bisa mengurangi 70% sampah ke laut sesuai janji Indonesia ke dunia internasional, itu juga masih sulit terpenuhi.