Koalisi Masyarakat Sipil: Warga Maybrat Masih Mengungsi, Bahan Makanan Menjadi Kebutuhan yang Mendesak
"Ada warga sudah sempat sampai di ibukota kabupaten Maybrat, tapi mereka masih merasa tidak aman dan mengungsi lagi karena aparat melakukan penyisiran dan cek KTP marga-marga (nama keluarga) yang terlibat dan sudah DPO," kata Pastur Bernardus kepada wartawan ABC Indonesia, Hellena Souisa.
Pekan lalu, Polres Sorong Selatan menetapkan 17 nama masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait penyerangan Pos Koramil Kisor, di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.
Pastur Bernardus menambahkan kini yang menjadi kebutuhan mendesak bagi para pengungsi adalah bahan makanan.
"Ini sudah beberapa hari mereka mengungsi di tempat-tempat yang sulit, mungkin bahan makanan mulai menipis, kami khawatir mereka akan jatuh sakit."
Pastur Bernardus mengatakan, Koalisi akan mendatangi kampung-kampung yang ditinggalkan untuk melihat situasi di sana.
"Banyak orang tua (lansia) yang karena tidak kuat jalan jauh, tidak ikut mengungsi, jadi kami mau melihat langsung kondisi mereka bagaimana," kata Pastur Bernardus.
Ia juga mempertanyakan sikap Bupati Maybrat Bernard Sagrim, yang menolak bantuan dari berbagai pihak baik berupa barang maupun uang dengan alasan bahwa ini menjadi "tanggungan Pemerintah Daerah dan untuk menjaga harga diri orang Maybrat."
"Ini argumentasinya yang tidak sesuai dengan realitas, karena menurut saya ini tidak benar. Kondisinya banyak orang mengungsi yang perlu dibantu," katanya.