Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Komentar Tajam Mbah Mijan soal Pasal Kekuatan Gaib di RKUHP

Rabu, 25 September 2019 – 15:16 WIB
Komentar Tajam Mbah Mijan soal Pasal Kekuatan Gaib di RKUHP - JPNN.COM
Mbah Mijan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Paranormal Mbah Mijan angkat bicara soal salah satu pasal dalam rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau RKUHP yang mengatur soal kekuatan gaib.

Dalam pasal 252 ayat 1 berbunyi 'setiap orang yang menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib, memberitahukan, memberikan harapan, menawarkan, atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan penyakit, kematian, atau penderitaan mental atau fisik seseorang dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau pidana denda paling banyak kategori IV'.

Kemudian pada ayat 2 disebutkan juga 'jika setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan perbuatan tersebut untuk mencari keuntungan atau menjadikan
sebagai mata pencaharian atau kebiasaan, pidananya dapat ditambah dengan 1/3 (satu per tiga)'. “Secara pribadi, sebagai rakyat ya harus patuh terhadap undang-undang,” ujar Mbah Mijan.

Namun, menurut dia, memunculkan perihal gaib di zaman millenial, justru membangkitkan masyarakat untuk lebih mempercayai. “Padahal tanpa harus dibuat undang-undang, hal semacam ini akan tergerus dan punah dengan sendirinya,” katanya.

Peramal artis ternama ini menambahkan, RKUHP tentang kekuatan gaib itu luar biasa. "Mengangkat hal gaib sebagai delik, tetapi tidak melibatkan pakar gaib. Pasal-pasal tersebut harus jelas dan spesifik dalam mendefinisikannya, sesuatu yang memiliki kekuatan gaib itu bagaimana, tolak ukurnya apa, lalu cara membedakan gaib dan tidak bagaimana?” kata Mbah Mijan.

“Ketika saya membaca isi pasal-pasalnya, seolah-olah penelitiannya hanya berdasarkan kepada oknum yang enggak jelas,” sambungnya.

Menurutnya hukum harus jelas, hukum itu pasti bukan fiksi apalagi gaib. “Di saat hampir separuh rakyat Indonesia berpikir modern, justru mereka diajak untuk berpikir tentang klenik kembali, ini kan lucu,” kata Mbah Mijan.

“Saya justru khawatir, jika ranah gaib disentuh, akan menimbulkan polemik yang gaib pula,” lanjut dia.

Mbah Mijan heran kok mengangkat hal kekuatan gaib menjadi delik tidak melibatkan pakar gaib.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close