Komjen Boy Rafli Amar: Hindari Narasi Agama yang Mengandung Kebencian
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengatakan perbedaan yang ada di Indonesia merupakan realita. Dia menegaskan kemajemukan bangsa ini telah diketahui bersama.
Komjen Boy Rafli Amar mengimbau seluruh masyarakat Indonesia untuk menghindari narasi-narasi agama yang mengandung kebencian kepada negara serta kelompok, golongan, dan ras tertentu, guna menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Oleh karena itu, untuk menjaga kohesivitas (rasa keterikatan) sosial dalam masyarakat, kita harus menghindari narasi-narasi agama yang mengandung kebencian dan bisa menimbulkan disintegrasi sosial,” kata Komjen Boy Rafli saat menjadi narasumber dalam Podcast Kafe Toleransi Spesial Ramadan bertajuk “Bahaya Politisasi Agama untuk Kekuasaan”, sebagaimana dipantau dari kanal Humas BNPT di YouTube, Jakarta, Sabtu (30/4).
Sebaliknya, lanjut dia, masyarakat bisa mendengarkan narasi-narasi agama yang mampu mendorong kemunculan perasaan cinta dan kasih antarsesama anak bangsa, keinginan untuk saling menolong, serta semangat bergotong royong yang disampaikan oleh pemuka agama secara langsung maupun di media sosial.
Menurut Boy, narasi-narasi tersebut akan membawa dampak positif bagi bangsa Indonesia, terutama dalam menggalang kekuatan untuk membantu masyarakat yang memang memerlukan bantuan, seperti kaum dhuafa.
“Melalui narasi agama yang seperti itu, masyarakat akan terdorong untuk saling menolong. Contohnya, bagaimana kita membantu kaum dhuafa," katanya.
Boy meyakini mereka yang merasa kuat dan mempunyai kelebihan akan menggalang kekuatan untuk membantu saudara-saudara yang memerlukan bantuan. "Itulah solidaritas sosial, terutama di bulan suci Ramadhan,” tegas jenderal bintang tiga Polri itu.
Dengan demikian, Boy pun berharap narasi-narasi agama yang mampu menimbulkan perasaan cinta dan kasih antarsesama anak bangsa, keinginan untuk saling menolong, serta semangat bergotong royong, senantiasa mewarnai dunia dakwah di tanah air, terutama di bulan suci Ramadan.