Komnas Perlindungan Anak Kecam Penculikan Siswi Sumsel
Selasa, 24 Agustus 2010 – 12:46 WIB
Beberapa perbuatan pelaku yang mencurgikan dan janggal. Misalnya, Don yang dikenal sebagai penjual jeruk di Baturaja atau tinggal di kebun di daerah Baturaja, mempunyai uang dalam jumlah tidak sedikit untuk membeli (memberikan) cincin emas dan HP kepada Nelli. Padahal, informasi yang dikumpulkan, isteri pelaku tinggal di kebun di kawasan OKU. Kejanggalan lain, saat didatangi oleh wartawan JPNN/Sumatera Ekspres (Agus Srimudin) dan Radar Lampung (Widisandika) ke kontrakan saudara perempuannya, baru diketahui ternyata Don sengaja bersembunyi. Don juga meminta Nelli meluruskan rambut (rebonding) atau memakai jilbab, dengan tujuan agar keluarga Nelli tidak mengenalinya lagi.
Keterangan Kades Penyandingan, Resman, bahwa Ida dan suaminya terbelit utang di kampung halaman. Contoh, utang dengan Kades saja sekitar Rp2 jutaan, belum lagi utang kepada salah seorang polisi yang bertugas di kecamatan Sosoh Buay Rayap. Informasi dari warga Sosoh Buay Rayap, bahwa Don pernah ditangkap karena kasus dugaan percobaan perkosaan. Informasi dari tetangga Ida di Tangerang, yang juga warga Sumsel, diketahui bahwa Ida pernah akan dijual oleh suaminya ke Medan, tapi Ida menolak.
Pernyataan dari Kanit Reskrim Pasar Kemis, Tangerang, I Ketut Parwa, bahwa ada sekitar 70 kasus penculikan di daerahnya. Diketahui, tidak sedikit korban penculikan akan dijual. Sekadar informasi, wilayah Tangerang terletak dekat dengan daerah transit melalui pelabuhan laut Bakauheni-Merak dan bandara internasional Soekarno-Hatta.(gus/wdi/fuz/jpnn)