Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kompas, Komunitas yang Peduli kepada Remaja di Kawasan Lokalisasi Dolly

Berawal dari Penasaran terhadap Wilayah Prostitusi Legendaris Itu

Kamis, 26 Juni 2014 – 16:52 WIB
Kompas, Komunitas yang Peduli kepada Remaja di Kawasan Lokalisasi Dolly - JPNN.COM
DEMI ANAK MUDA: Anggota Kompas setelah berkegiatan di Rumah Remaja Kali Kedinding, Minggu (22/6). Foto: Muniroh/Jawa Pos

Dedik mengungkapkan, banyak kisah lucu selama Kompas mendampingi remaja binaan. Misalnya, fasilitator cukup kaget dengan luasnya pengetahuan remaja Dolly terkait dengan narkoba. Mereka tahu beberapa jenis barang haram tersebut. Lengkap dengan nama dan cara memakainya. Saat ditanya tahu dari mana, mereka bilang kenal dari teman.

Agar mereka tidak kebablasan, fasilitator menggambarkan dampak buruk narkotika dan seks bebas. Bahkan, mereka membawa sampel napza dari kampus. Selain itu, mereka memborong modul kesehatan reproduksi. Misalnya, alat kontrasepsi dan replika organ reproduksi.

Selain itu, fasilitator terheran-heran dengan istilah-istilah khas lokalisasi yang mereka sebut. Misalnya, booking PSK disebut dengan tuku iwak. Bahkan, para remaja itu hafal benar tarif PSK, lengkap dengan perincian wismanya. ’’Mereka bilang, PSK di Kembang Kuning itu paling murah. Kalau di Wisma Barbara, mahal,’’ katanya lantas tergelak.

Ada cerita unik lainnya. Hal tersebut terjadi saat pertama launching Kompas pada 2012. Ketika itu, fasilitator diajak berkeliling di area lokalisasi. Mulai Dolly, Kembang Kuning, hingga Jarak. Saat itu para remaja binaan menggoda waria setempat.

Caranya, mereka melempari waria dengan mercon. Akibatnya, Kompas dilaporkan kepada ketua RW setempat. Mereka dituduh bikin keributan. Untungnya, masalah tersebut tidak berbuntut panjang.

Adelia Ratri Mahenda, salah seorang fasilitator, turut bercerita. Menurut gadis kelahiran Kediri itu, banyak remaja binaan Kompas yang suka curhat saat galau. Termasuk curhat tentang masalah keluarga dan cinta. Saking dekatnya, mereka bisa mengeluarkan semua unek-uneknya. Bahkan, saat olahraga bersama, ada sesi curhat.

’’Kami sering dicurhati sampai malam. Mereka sering SMS sambil tanya, ’Mbak lagi ngapain, sudah tidur belum, sudah makan belum’,’’ ujar Adel, sapaannya, lantas tersenyum.

Dia menyatakan, banyak hal yang dilakukan Kompas untuk mendukung remaja Dolly. Tidak jarang fasilitator harus membantu mengerjakan tugas mereka sampai tengah malam. Pernah suatu ketika ada remaja binaan Kompas yang mengalami kesulitan ekonomi untuk melanjutkan sekolah. Saat itulah fasilitator berupaya mencarikan beasiswa.

PAGI itu lapangan Puskesmas Kali Kedinding tampak ramai. Terdengar riuh rendah suara puluhan remaja yang sedang out bound. Seru banget. Terutama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA