Kompleks Bengkel Teater Rendra, setelah sang Maestro Tiada
Lanjutkan Hutankan Kota dan Bangun AmphitheatreKamis, 20 Agustus 2009 – 06:39 WIB
Pohon-pohon tersebut tidak dibeli dari kocek Rendra. "Ada saja yang menyumbang. Misalnya, Menteri Kehutanan M.S. Ka?ban," kata Dibyo. Politikus Partai Bulan Bintang itu menyumbang ribuan bibit pohon. Kadang, ketika tampil di pergelaran seni, Rendra tidak minta dibayar uang. Tapi, dengan bibit pohon yang belum banyak tumbuh di kompleks tersebut. "Biasanya, itu untuk anak-anak SMA atau perguruan tinggi yang tidak mampu bayar penuh," kata Dibyo sambil nderenges.
Iwan Burnami, adik ipar Rendra, juga mengatakan keluarga dan rekan-rekan Rendra bakal melanjutkan obsesi seniman tersebut. Selain menanam berbagai jenis pohon, sejumlah lahan kosong di Bengkel Teater bakal dibangun.
Pria yang menikahi adik Ken Zuraida itu menunjuk sebuah kolam ikan di depan Rumah Lampung. Letak kolam ikan itu sekitar lima meter di bawah Rumah Lampung. Luasnya sekitar 100 meter persegi. "Itu mau dibangun amphitheatre agar bisa dipakai untuk pertunjukan," katanya.
Sejumlah titik di kompleks tersebut bakal dibangun pendapa-pendapa. Selain sebagai tempat mangkal para aktivis teater, pendapa tersebut bisa digunakan sebagai tempat singgah bagi pengunjung makam. Sambil berziarah, mereka bisa ngadem sejenak di antara pohon-pohon yang tumbuh besar.