Kondisi Ekonomi Global Bikin Khawatir, Investor Wajib Lihat Analisis Ini!
Berdasarkan pertemuan FOMC Juni, Manulife telah merevisi pandangan untuk memasukkan pengetatan The Fed ke depan.
"Kami terus percaya bahwa sebutan 'resesi' atau 'bukan-resesi' jauh kurang relevan dibandingkan durasi momentum pertumbuhan yang lemah. Kami melihat gambaran inflasi yang tidak merata karena lonjakan harga pangan dan energi kemungkinan akan tetap tinggi, dengan metrik lainnya menurun," ujar Sue Trinh.
Trinh menyampaikan di Asia Pasifik, negara yang menjadi penerima manfaat terbesar dari melonjaknya harga pangan dan energi antara lain Singapura, Malaysia, Australia, dan Selandia Baru.
"Namun, Indonesia menjadi negara yang paling tidak rentan terhadap potensi guncangan likuiditas bersama Filipina, Selandia Baru, dan India," bebernya.
Di sisi lain, negara yang akan menjadi penerima manfaat terbesar di kawasan tersebut baik dari goncangan pangan dan energi serta potensi goncangan likuiditas yaitu Malaysia, Vietnam, Taiwan, Australia, dan Selandia Baru.
"Kinerja ekuitas Asia selama paruh pertama 2022 berada di bawah tekanan oleh kombinasi faktor-faktor seperti kondisi moneter yang lebih ketat, prospek pertumbuhan global yang lebih lambat, peristiwa geopolitik, dan intervensi peraturan yang merugikan di Tiongkok.
Senior Portfolio Manager, Equities, Manulife Investment Management Marco Giubin menganalisis faktor-faktor yang akan terus mempengaruhi pasar ekuitas Asia dan peluang investasi potensial yang mungkin muncul di tengah tekanan tersebut.
Menurutnya, penilaian pasar Asia sekarang mendekati level terendah.