Konflik di Jawa Barat Didominasi SARA
jpnn.com - BANDUNG - Provinsi Jawa Barat rawan konflik bernuansa SARA (suku, agama, dan ras). Berdasarkan data dari Kemenkopolhukam, dari 69 potensi konflik di Jabar, 45 di antaranya berlatarbelakang SARA.
Bahkan, dibanding provinsi lain, konflik yang bernuansa agama di Jabar cukup potensial. Sekretaris Menkopolhukam Langgeng Sulistiono mengatakan, untuk mengantisipasinya, perlu dilakukan sejumlah pembinaan terpadu pada titik-titik yang dianggap rawan.
Pembinaan tersebut dilakukan dengan membentuk tim yang terdiri dari semua aparatur setempat. Dengan begitu, dirinya meyakini, permasalahan apa pun bisa diselesaikan secara komprehensif.
"Kalau hanya diatasi kepolisian, bisa timbul lagi. Kenapa? Karena akarnya tidak tuntas,' kata Langgeng seperti yang dilansir Radar Bandung (Grup JPNN.com), Senin (14/7).
Langgeng pun menyayangkan kondisi yang terjadi di Jabar karena belum semua kabupaten/kota memiliki tim terpadu untuk mengantisipasi konflik tersebut. Saat ini, kata dia, baru 17 kabupaten/kota di Jabar yang sudah memiliki tim terpadu secara formal.
'Mungkin belum tahu kejelasannya seperti apa. Tapi biasanya terkait anggaran juga, karena sangat sensitif. Tapi tidak boleh begitu, karena tim terpadu ini untuk mendorong daerah agar tertib dan aman,' katanya.
Selain menuntut daerah agar membentuk tim pembinaan terpadu, pihaknya mengaku terus melakukan pembinaan agar seluruh daerah bisa segera membentuk tim terpadu, di samping untuk menekan potensi kerawanan yang ada. 'Kami datang ke sini untuk asistensi, supaya jangan ragu membentuk tim terpadu,' katanya.
Lebih lanjut Langgeng katakan, selain tim terpadu yang harus dimiliki, menurutnya kabupaten/kota pun harus mempunyai peta kerawanan. Ini dikarenakan setiap daerah memiliki peta kerawanan yang berbeda.