Konon, Anak Buah Haji Lulung Diprioritaskan untuk Tenda PKL
jpnn.com, JAKARTA - Seminggu setelah penataan tahap pertama di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, para pedagang yang menempati Pasar Blok G mengeluhkan sepinya pengunjung. Hal ini disebabkan Pemerintah Provinsi DKI yang menyediakan tenda-tenda di jalan untuk pedagang kaki lima (PKL).
Akibat PKL diizinkan berjualan di jalanan, beberapa toko di Pasar Blok G sampai gulung tikar karena tak mendapatkan pemasukan. Imam, 46, seorang pedagang mengaku tidak mendapatkan tenda.
Padahal, dia telah mempunyai KTP DKI Jakarta sejak tahun 1989. Pria asal Madura itu mengatakan, berdasar info yang beredar dari pedagang-pedagang lain, mereka akan ditawari tenda PKL pada penataan tahap dua nantinya.
"Katanya sih tahap satu ini buat pedang yang disana dulu, nanti penataan tahap dua baru kita dapat bagian tapi saya juga gak tau kapan. Memang yang ditawarin itu harus KTP DKI, tapi saya yang punya KTP DKI enggal ada juga yang nawarin, padahal sudah pindah KTP dari tahun 1989 sudah puluhan tahun," kata Imam
Hal mengejutkan juga diungkapkan Imam. Menurutnya, para pedagang yang mendapatkan tenda di sepanjang jalan Jati Baru Raya, Tanah Abang adalah orang-orang yang dekat dengan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana alias Haji Lulung.
"Itu yang dapat tenda rata-rata anak buahnya Haji Lulung. Kan dia (Haji Lulung, red) yang koordinir makanya waktu itu ke sini. Orang-orangnya dikasih dulu, nanti kalau sudah dapat disewakan lagi. Sekarang Blok G sudah dilupakan, kami bukan prioritas lagi di sini," tegasnya.
Sepinya pengunjung juga dikeluhkan Emi, pedagang pakaian di Pasar Blok G lantai 2. Dia menyebut sepinya pembeli langsung terlihat sejak Pemprov DKI menutup sebagian jalan di untuk lapak PKL.
Perempuan asal Sumatera Barat itu makin mengeluh karena tak ditawari lapak PKL di jalanan. Sedangkan sebagian pemilik kios di Pasar Blok G juga memilih tutup ketimbang buka tapi tak ada pembeli.