Korupsi BTS di Antara Polemik JIS dan Al Zaytun
Oleh Dhimam Abror DjuraidAlih-alih meredakan perdebatan, pernyataan Ngabalin kian memanaskan situasi. Sikap Ngabalin yang pasang badan terhadap Al Zaytun memanaskan tudingan bahwa ada kekuatan besar yang berada di balik pesantren besar di Indramayu itu, sehingga Panji Gumilang terkesan sakti.
Heboh JIS dan Al Zaytun menenggelamkan berita kasus korupsi base transceiver station (BTS) yang melibatkan Menkominfo Johnny Gerard Plate. Proses pengadilan atas perkara korupsi senilai Rp 8 triliun itu memasuki tahap eksepsi.
Plate membantah dakwaan jaksa penuntut umum yang menyebutnya melakukan korupsi. Politikus Partai NasDem itu malah menegaskan bahwa proyek BTS merupakan realisasi dari instruksi Presiden Jokowi.
Plate membeberkan bukti-bukti mengenai instruksi Presiden Jokowi itu. Ia tidak berbicara lebih jauh, tetapi secara implisit ia mengatakan bahwa Presiden Jokowi ikut cawe-cawe dalam proyek ini dengan perannya sebagai inisiator.
Johny Plate dianggap melempar bola panas ke arah Presiden Jokowi. Belum ada suara yang mendesak Presiden Jokowi dihadirkan sebagai saksi di persidangan.
Namu, dengan melempar bola panas itu, Plate mau membagi tanggung jawab kepada Presiden Jokowi.
Fakta persidangan mengungkap bahwa terdakwa Irwan Hermawan telah membagi-bagi uang ratusan miliar dari hasil sogok proyek BTS. Di antara penerima uang bancakan korupsi itu ada nama Dito Ariotedjo yang sekarang menjadi menteri pemuda dan olahraga.
Dito disebut menerima Rp 27 miliar. Ia sudah diperiksa dan mengatakan bahwa uang itu tidak ada hubungannya dengan posisinya sebagai menteri.