Krisis Global Picu Proteksionisme
Sabtu, 18 Oktober 2008 – 19:00 WIB
JAKARTA - Krisis finansial global tidak selalu merugikan negara berkembang. Akibat merebaknya isu pengalihan ekspor dari pasar AS, banyak negara justru memproteksi produk di dalam negerinya.
Menurut dia, wajar jika banyak negara melindungi produk dalam negerinya. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, juga punya alasan memproteksi beberapa produk dalam negerinya dari perdagangan bebas.
Dia menyebut, proteksionisme dapat dilakukan banyak negara. Termasuk, dengan menaikkan tarif tinggi, seperti bea masuk dan safeguad. Bahkan, dengan cara nontarif, seperti standardisasi mutu dan aspek lingkungan. ''Proteksionisme tidak melanggar aturan asal batasnya masih sesuai dengan ketentuan WTO (World Trade Organization),'' ungkapnya.