Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kritik Pedas Mufti Anam Buat PLN, Ada Kata Dimanja Sampai Tarif Listrik Termahal

Senin, 28 Maret 2022 – 22:28 WIB
Kritik Pedas Mufti Anam Buat PLN, Ada Kata Dimanja Sampai Tarif Listrik Termahal - JPNN.COM
Ilustrasi, pelanggan PLN mengisi listrik prabayar di Rumah Susun Benhil, Jakarta beberapa waktu lalu. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam meminta PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) segera memperbaiki kinerja lantaran selama ini PLN sudah mendapat keistimewaan dari pemerintah.

Menurut Mufti kinerja PLN tak optimal. Di sisi lain tarif listrik di Indonesia termasuk termahal.

“Tarif listrik rumah tangga di Malaysia lebih murah daripada tarif listrik dari PLN di Indonesia. Bila dibandingkan dengan Vietnam, tarif listrik di Indonesia juga masih lebih mahal,” ujar Mufti dalam keterangan resmi seusai rapat dengar pendapat bersama jajaran direksi PLN pada Senin (28/3).

Mufti juga menyinggung PLN terlalu banyak dimanja pemerintah.

“Karena sering dimanja, akhirnya susah melakukan perubahan. Masih ingat, saat ribut-ribut larangan ekspor batu bara, Januari lalu. Pemerintah merespons permintaan PLN untuk mengamankan batu bara domestik dengan harga khusus pula,” imbuhnya.

Mufti menjelakaskan harga batu bara di Bursa ICE Newcastle pada Maret diperdagangkan rata-rata di level USD 400-an per metrik ton. Sementara itu, dalam aturan DMO, batu bara ditetapkan seharga USD 70 per metrik ton dan khusus industri pupuk dan semen seharga USD 90 per metrik ton.

Mufti juga mencontohkan harga untuk pembangkit listrik menggunakan gas. Pemerintah menetapkan harga gas untuk kelistrikan USD 6 per MMBTU (metric million british thermal unit). Sementara itu, harga LNG sudah berkisar angka USD 25 per MMBTU.

“Biaya pokok produksi PLN sudah sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam, tetapi mengapa harga listrik di Indonesia tetap tinggi. Ada masalah efisiensi di PLN, serta tentu saja utang yang menumpuk menyebabkan upaya peningkatan keandalan melalui operation expenditure (OPEX) menjadi rendah,” ujar pria yang juga mantan ketua HIPMI Jatim ini.

Anggota DPR RI Mufti Anam memberikan kritik buat PLN, perusahaan yang menurutnya mendapat keistimewaan dari pemerintah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close