Kritisi Giant Sea Wall, Muhaimin Sebut Pemerintah Tak Serius Atasi Krisis Iklim
jpnn.com, JAKARTA - Cawapres bernomor urut 1 di Pilpres 2024 Muhaimin Iskandar mengkritisi proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall sebagai cara yang dipilih pemerintah dalam mengatasi krisis iklim.
Pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 itu mengatakan krisis iklim makin tak terkendali, sedangkan ancaman bencana ekologis juga mengemuka.
Berbicara dalam Debat Keempat Cawapres Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, pada Minggu (21/1/2024) malam, Gus Imin -panggilan akrabnya- mengatakan untuk mengatasi krisis iklim dan ancaman bencana ekologis tidak bisa hanya dengan giant sea wall.
“Negara harus serius mengatasinya, tidak hanya mengandalkan proyek giant sea wall yang tidak mengatasi masalahnya. Kita harus sadar krisis iklim, harus dimulai dengan etika,” ujar Muhaimin.
Cawapres dari Koalisi Perubahan itu menegaskan etika lingkungan berarti keseimbangan antara manusia dan alam.
"Tidak menang-menangan, seimbang, manusia dan alam," tutur Muhaimin dalam debat bertema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa tersebut
Akan tetapi, kata Muhaimin, saat ini ada hal yang tak seimbang dalam pembangunan. Menurut dia, penanganan atas krisis iklim tidak dilakukan secara srius.
"Kita ditunjukkan anggaran untuk mengatasi krisis iklim jauh di bawah sektor-sektor lainnya," ucapnya.(mcr4/jpnn.com)
Simak! Video Pilihan Redaksi: