Kronologis Warga Dusun Serbu Permukiman Ahmadiyah
Ketua Fraksi PKS DPRD Provinsi NTB, H Johan Rosihan berharap negara harus lebih berperan lagi untuk melindungi seluruh warga bangsa. "Persoalannya, selama Ahmadiyah masih menyebut diri bagian dari Islam, maka selama itu mereka akan seperti ini," kata Johan.
Johan tentu saja sangat menyesalkan pristiwa tersebut terjadi. Namun sudah saatnya harus diambil solusi. Misalnya dengan mengarahkan Ahmadiyah sebagai satu dari berbagai aliran kepercayaan di Indonesia. "Jangan lagi menyebut diri bagian dari Islam, toh sekarang aliran kepercayaan sudah diakui negara," ucapnya.
Juru bicara Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Provinsi NTB, Saleh Ahmadi menyampaikan, sekelompok masa telah menodai kesucian bulan Ramadan. Kelompok yang dimaksud yaitu warga setempat juga, karena telah melakukan teror penyerangan, perusakan dan pengusiran pada sesama warga negara. Teror tersebut dimulai pada hari Sabtu (19/5) sekitar pukul 11.00 Wita.
Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan rumah penduduk dan pengusiran terhadap 7 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 24 orang penduduk Dusun Gerepek Lauk Eat Desa Gereneng Kecamatan Sakra Timur.
"Aparat terlihat masih berjaga di TKP tadi, saya baru pulang dari TKP. Kondisi rumah-rumah rusak parah, 24 korban yang diserang masih dievakuasi sementara di Mapolres Lotim," terang Saleh kepada Radar Lombok.
Teror tidak berhenti sampai di situ. Ketika malam tiba, sekitar pukul 21.00 Wita, terjadi kembali penyerangan dan perusakan rumah jemaah Ahmadiyah di lokasi yang sama. "Itu di hadapan aparat kepolisian terjadi, akibatnya satu rumah hancur," tambah Saleh.
Pada Minggu pagi (20/5), satu rumah jemaah Ahmadiyah kembali dirusak di desa tersebut sekitar pukul 06.30 Wita. "Target penyerang adalah meratakan seluruh rumah penduduk komunitas Muslim Ahmadiyah dan mengusirnya dari Lombok Timur," katanya. (wan/zwr)