KSPN Kecam Upaya Menunggangi Aksi Anti-Omnibus Law
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) Ristadi meyakini ada pihak-pihak yang menunggangi penolakan buruh terhadap Omnibus Law RUU Cipta Lapangan Kerja. Ristadi mengetahui ini setelah mendapatkan sejumlah pesan berisi hasutan di whatsapp dan email pribadinya.
“Intinya bahwa pesan tersebut menyatakan bahwa omnimbus law rancangan undang-undangan cipta lapangan kerja akan menghapus label sertifikat halal untuk makanan yang beredar di seluruh Indonesia,” ujar Ristadi.
Pernyataan atau pesan ituk, menurut Ristadi, mengutip dari draf RUU Cipta Lapangan Kerja yang konon sudah beredar tersebut. “Dalam salah satu pasalnya pesan itu menyatakan bahwa pasal 4 dan seterusnya dari UU no 33 tahun 2014 akan dicabut,” kata Ristadi.
Beruntung, dia aktif melakukan klarifikasi tentang draf RUU Cipta Lapangan Kerja yang beredar. “Dalam setiap pertemuan yang kami lakukan, baik dengan Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto) atau anggota kabinet lainnya, kami sudah klarifikasi untuk menanyakan draf yang beredar ini. Tetapi, semua pihak itu menyatakan bahwa selama ini pemerintah belum mengeluarkan draf resmi, karena draf tersebut belum final,” ungkap Ristadi.
Saat Ristadi mencoba untuk menanyakan asal usul draf yang beredar itu sumber-sumber yang mengedarkan itu, mereka justru menyatakan tidak tahu menahu. Ristadi menambahkan pesan itu juga disertai ajakan provokatif kepada para buruh agar menurunkan pemerintahan Presiden Jokowi.
“Maka dari itu saya ingin menyampaikan klarifikasi tentang hal-hal penting kepada temen-temen saya pekerja buruh Indonesia dan juga kepada rakyat Indonesia pada umumnya, yang sempat melihat statement palsu ini,” ujar Ristadi.
Ristadi menegaskan bahwa serikat pekerja dan buruh dalam melakukan gerakan penolakan soal RUU Cipta Lapangan Kerja sama sekali tidak memiliki tendensi kepentingan dan sentimen politik apa pun. "Apalagi soal sentimen agama,” ungkap dia.
Ristadi mencermati dari banyak pesan yang diterimanya, ada kelompok tertentu yang ingin mendorong sentimen agama menjadi salah satu amunisi untuk menolak RUU Cipta Lapangan Kerja. “Mereka sekaligus ingin menghantam pemerintah,” tutur Ristadi.