Kucumbu Tubuh Indahku, Isu Maskulin - Feminin Berbungkus Budaya Lokal
jpnn.com, JAKARTA - Film Kucumbu Tubuh Indahku sudah tayang di berbagai festival film luar negeri. Bahkan, meraih penghargaan dari UNESCO November lalu. Film yang baru tayang di tanah air sejak Kamis (18/4) itu bercerita tentang Juno (Rianto).
Dia adalah penari lengger (tarian perempuan yang dibawakan laki-laki). Selama film berlangsung, penonton akan melihat perjalanan Juno remaja (Muhammad Khan) menemukan jati diri maskulin dan femininnya.
Penemuan identitas itu dialami Juno lewat serangkaian peristiwa tragis. Mulai ditinggal ayahnya sejak kecil, menyaksikan tindak kekerasan, dirundung, jadi korban politik, hingga ditinggal orang-orang terkasih.
Serangkaian trauma itu justru membuat Juno bisa menerima diri sendiri. Termasuk, menemukan dunianya sebagai penari lengger.
Menurut Garin Nugroho, sang sutradara, isu maskulin-feminin dalam film termasuk yang menarik perhatiannya. ”Biasanya kan isu itu digambarkan dengan latar masyarakat menengah ke atas. Di film ini saya ambil menengah ke bawah,” kata sutradara Setan Jawa itu.
Garin mengungkapkan, Kucumbu Tubuh Indahku terinspirasi dari kisah hidup Rianto. Penari dan koreografer itu kini tinggal di Jepang. Dia punya latar belakang yang berkaitan dengan pencarian identitas maskulin-feminin. Kebetulan, Garin dan Rianto sudah kenal lama lewat sebuah proyek seni.
Rianto sendiri tidak keberatan jika kisah hidupnya menjadi inspirasi film. ”Di daerah asal saya, Banyumas, masyarakat masih sulit menerima keberagaman gender. Misalnya tari lengger, di mana laki-laki berdandan dan menari seperti perempuan,” ungkap Rianto.
BACA JUGA: Divonis Idap Kanker, Cinta Penelope Ditalak Suami