Kuda Pacu Berenang di Pantai, Berendam Air Hangat, Dipijat
Mengutip bimasumbawa.com, di Bima yang terpisah pulau dari Lombok, misalnya, selain dipandang dari sisi pemanfaatan, kuda juga merupakan simbol sosial dan budaya.
Tapi, tetap bisa dibayangkan kerepotan memberikan berbagai perlakuan istimewa itu. Mengajak kuda berenang, contohnya.
Dengan kekuatan si peliharaan yang berlipat-lipat, sang pemilik atau perawat harus memastikan ia tak berulah macam-macam begitu mengapung di air bergaram.
Ingat, ini kuda pacu lho, bukan kuda laut! Tapi, sebagaimana yang terlihat pada Jumat sore pekan lalu itu, puluhan kuda pacu terlihat asyik kecipak-kecipuk bersama tuan masing-masing.
’’Kuda saya ini suka sekali berenang. Saya bahkan sering kewalahan begitu sudah sekitar satu kilo dari pantai,’’ kata Rizal Abdi, pemilik kuda lainnya dari desa yang sama dengan Muhtar.
Namun, tak semua kuda pacu suka berenang. Bahkan ada yang sangat takut air. Atau tak bisa berenang.
Bila kuda pacu tak bisa berenang, ia akan berhenti di kedalaman satu meter. Lalu bila sang pemilik menarik pelananya, ia akan mengangkat kedua kaki bagian depan. Memberontak.
Kalau masih saja dipaksa ke tengah, si kuda akan melakukan tindakan ekstrem. Yakni, menenggelamkan diri.