Kuota Sudah Dibantu, KPAI: Soal Gawai dan Susah Sinyal Bagaimana?
Menurut Retno, masalah ini harus dipetakan terlebih dahulu. Berapa kebutuhan data yang diperlukan? Persentase siswa dan guru yang butuh kuota dan berapa persen yang perlu bantuan lain?
Jika data-data itu diminta ke semua sekolah, dia meyakini hanya dalam 3 hari saja bisa tersedia.
"Mengapa data tersebut tidak ada di Kemendikbud dan Dinas-dinas Pendidikan. Padahal sangat mudah mendapatkannya, hanya butuh rapat koordinasi daring dengan stakeholder terkait secara berjenjang," lanjut komisioner KPAI bidang Pendidikan ini.
Retno menambahkan, layanan pembelajaran luring juga membutuhkan dukungan anggaran pemerintah.
Untuk itu dia mendorong dilakukan pemetaan masalah dan kebutuhan yang jelas. Sebab, anggaran triliunan rupiah itu bisa dialokasikan untuk membeli gadget bagi siswa/guru yang tidak memilikinya.
Retno meminta bagi sekolah yang masih tidak memungkinkan PTM (pembelajaran tatap muka), maka wilayah yang susah sinyal harus dipasang penguat sinyal.
Siswa dan guru yang tidak punya gawai harus diberikan perangkat sesuai kebutuhan berdasarkan pendataan tadi.
"Kemudian dukungan transportasi untuk para guru kunjung. Dan yang paling utama adalah penyiapan infrastruktur sekolah dalam menghadapi pembelajaran tatap muka untuk melindungi semua anak dan guru," pungkas Retno.(fat/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: