Kurangi Stres, Para Nasabah Korban CU EPI Kerap Berkumpul
Ketika jarum jam menunjuk pukul 09.30, Wiro izin ke rekan-rekannya. Termasuk atasan. Niatnya keluar kantor selama sekitar satu jam. Alasannya, dia ada urusan.
Wiro mengarahkan kendaraannya ke kantor CU EPI Sampit di Jalan Ahmad Yani, depan rumah jabatan Bupati Kotim.
Tak sampai lima menit, dia sudah tiba. Jarak antara tempatnya bekerja dengan kantor CU EPI tak sampai satu kilometer.
Bersamaan dengan Wiro, tujuh orang lainnya yang sebelumnya dihubungi melalui ponsel, juga baru tiba. Mereka adalah Yuli, Mila, Theresia, Silvana, Isnawati, dan Maryeni.
Bangunan kantor itu besar. Megah. Dari beton. Berlantai dua dengan kombinasi warna biru dan putih berornamen khas Dayak. Di sekitar gedung itu dikelilingi pagar kayu.
Sejak CU EPI dinyatakan merugi pada 2016 lalu, gedung itu dijadikan ajang silaturahmi sesama nasabah.
Mereka kerap berkumpul untuk membahas segala sesuatu tentang upaya mengembalikan dana yang sudah terlanjur tersangkut arus polemik yang pelik.
Setelah memarkirkan kendaraan, lima orang lainnya berjalan beriringan menuju pintu masuk. Mereka menenteng buku tulis dan beberapa dokumen. Wiro sendiri terlihat masih bercakap-cakap dengan dua orang rekannya.