Kurikulum Kopi dan Kakao Tingkatkan Kompetensi
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian bersama PIS Agro menjalin kerja sama dalam menyusun kurikulum Kopi dan Kakao untuk meningkatkan kompetensi generasi muda pertanian khususnya untuk para mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN). Kerja sama tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama antara Kepala Pusat Pendidikan Pertanian dengan PISAgro.
“Perjanjian kerjasama ini merupakan tindak lanjut MoU sebelumnya antara Kepala Badan SDM Pertanian dan PISAgro yang disaksikan oleh Menteri Pertanian dan Kadin,“ ungkap Sekretaris Jenderal, Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro saat pertemuan perjanjian kerjasama yang diselenggarakan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jumat (7/12).
Beberapa poin yang terkandung dalam perjanjian kerjasama antara Kementan dengan Pis Agro antara lain, menyusun kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia usah dan industry, mengembangkan pola-pola pembelajaran dengan system teching factory yang bisa dilaksanakan di dalam kampus maupun di industry, rekan-rekan industry akan menjadi tenaga praktisi di POLBANGTAN dan yang terakhir adalah dunia industri akan dijadikan tempat untuk magang baik bagi para mahasiswa maupun dosen POLBANGTAN.
Dalam pertemuan tersebut juga dilakukan penyerahan kurikulum nasional kopi yaitu oleh Chairman of Executive board SCOPI dan penyerahan kurikulum kakao oleh Director Swiss Contact kepada Kementerian Pertanian. “Teman-teman di industri sudah menyusun kurikulum kopi dan juga kakao secara nasional, kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan industry, sehingga kami akan sesuaikan untuk kurikulum di POLBANGTAN maupun di balai-balai pelatihan," jelas Momon Rusmono selaku Kepala Badan SDM Pertanian Kementerian Pertanian
Lebih lanjut Momon mengungkapkan, bentuk kurikulum yang akan disusun adalah berorientasi pada substansi dari suatu keahlian dan uraian silabus untuk mencapai kompetensi tertentu yaitu dalam bidang kop dan kakao mulai dari aspek budidaya dan pengolahan. “Komposisi kurikulum yang akan dituangkan nantinya 30 persen teori dan 70 persen praktek melalui teaching factory yaitu proses pembelajaran yang sesuai dengan situasinya didunia usaha, indutri dan kerja," ungkap Momon
Momon berharap nantinya setelah mencapai keahlian tertentu mahasiswa bisa mendapatkan sertifikat yang nantinya dapat digunakan dalam mengembangkan dunia usaha dan bisnis dibidang kopi maupun kakao.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Board of PISAgro, Wisman Jaya mengatakan bahwa masa depan industri pertanian berada di petani, sehingga sinergi dengan pemerintah sangat diperlukan khususnya untuk pengembangan komoditas kopi dan kakao dalam hal ini.
“Saya sangat senang dengan adanya kerjasama ini, mudah- mudahan ini bisa membawa perubahan bagi petani khususnya petani kakao dan kopi," jelas Wisman. (jpnn)