Kurniawan Sebut Pemain Asing Benalu, Begini Curhatnya
Sekali lagi, saya menegaskan, dengan menjamurnya striker asing tersebut, tentu memiliki dampak tidak bagus.
Pemain-pemain lokal yang memiliki kemampuan di posisi tersebut, dengan terpaksa harus tersingkir, alias hanya bisa menghangatkan bench pemain.
Kalaupun mendapat jatah bermain, itu diawali dari bangku cadangan dengan minutes play sangat sedikit. Kalaupun menjadi starter, itu karena striker asing berhalangan.
Dibandingkan dengan era kami dulu, di mana banyak striker lokal dengan naluri membobol gawang lawan sangat banyak.
Sebut saja ada Widodo Cahyono Putra, Zainal Arif, Gendut Doni, Indrianto Nugroho, Rocky Putiray, serta Ilham Jaya Kesuma.
Setelah kami, ada Bambang Pamungkas serta Boaz Solossa, striker tajam dari tanah Papua. Setelah itu, sepak bola kita kian sulit menemukan striker hebat.
Saya tidak bisa memungkiri bahwa menjamurnya striker lokal di era kami dulu itu karena sistem sepak bola tanah air mendukung kami untuk berkembang.
Ketika itu, rata-rata tim bermain menyerang dengan menggunakan dua striker. Di mana, meski ada striker asing, namun satu jatah tetap diberikan untuk pemain lokal. Jadi, tidak ada dominasi tapi kompetisi.