Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Labuan Bajo dan Pribumi Malas

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Senin, 15 Mei 2023 – 18:41 WIB
Labuan Bajo dan Pribumi Malas - JPNN.COM
Bendera negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) serta Timor Leste dipasang di salah satu tempat kegiatan rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di The Golo Mori Convention Center di Golo Moli, Labuan Bajo, Senin (8/5/2023). Foto: ANTARA/Shofi Ayudiana

Sejak menjadi pemenang Perang Dunia Kedua pada 1944, Amerika muncul sebagai kekuatan ekonomi global sekaligus menjadi pemimpin peradaban dunia.

Uni Soviet yang ikut menjadi pemenang perang membuat blok sendiri bersama negara-negara komunis di Eropa Timur. Persaingan antara kapitalisme-liberalisme Amerika melawan komunisme Uni Soviet memunculkan perang dingin yang berlangsung hampir setengah abad.

Persaingan itu berakhir setelah Uni Soviet ambruk pada 1990. Blok komunis runtuh, sedangkan Amerika menjadi adidaya tunggal dunia.

Negara Asia-Afrika memperoleh kemerdekaannya pada periode 1945 sampai 1950. Mereka lepas dari kolonialisme negara-negara Eropa yang dipelopori oleh Inggris, Belanda, Portugal, Spanyol, dan beberapa negara kolonial lainnya di Benua Biru.

Selama ratusan tahun, negara-negara Asia menjadi jajahan Eropa dan mengalami eksploitasi ekonomi maupim budaya yang parah.

Di Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, kolonialisme tidak hanya mengeksploitasi dan mengeruk habis kekayaan sumber daya alam, tetapi juga menghancurkan struktur sosial dan budaya negara jajahan.

Studi poskolonialitas klasik oleh Syed Hussein Alatas yang dituangkan ke dalam buku The Myth of The Lazy Natives (1977) mengungkap bagaimana penjajah Eropa menjarah kekayaan alam Asia Tenggara dan menghancurkan struktur sosial di negara-negara jajahan.

Negara-negara kolonial itu mengeruk kekayaan alam mulai dari hasil bumi sampai hasil tambang tanpa memberikan kesempatan kepada pribumi untuk mendapatkan pengetahuan melalui alih teknologi.

Negara-negara kolonial mengeruk kekayaan alam tanpa memberikan kesempatan kepada pribumi untuk mendapatkan pengetahuan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News