Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Lambaian Tangan Setya Novanto saat Pindah ke Pesantren

Sabtu, 05 Mei 2018 – 11:41 WIB
Lambaian Tangan Setya Novanto saat Pindah ke Pesantren - JPNN.COM
Setya Novanto. Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi akhirnya mengeksekusi terpidana korupsi proyek eKTP, Setya Novanto ke Lapas Sukamiskin, Bandung, Jumat (4/5) kemarin.

Eksekusi dilaksanakan sekitar pukul 13.30. Setnov yang kemarin mengenakan pakaian kasual dibawa ke Sukamiskin dengan kendaraan KPK. Sebelum naik mobil tahanan, suami Deisti Astriani Tagor itu sempat berpamitan kepada awak media. ”Saya mohon maaf dan saya mohon pamit,” kata mantan ketua umum Partai Golkar tersebut.

Lambaian Tangan Setya Novanto saat Pindah ke Pesantren

Dia juga menyampaikan bakal memperbanyak doa saat berada di Sukamiskin. Menurutnya, lapas yang dihuni banyak terpidana korupsi kelas kakap itu ibarat pesantren. Di sana, dia bakal bertemu dengan mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mantan bendahara umum Partai Demokrat M. Nazaruddin dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.

”Saya mohon pamit dari kos-kosan (KPK, red) menuju ke tempat pesantren, dan di sana (Sukamiskin) saya akan banyak belajar dan banyak berdoa,” tutur politikus senior Partai Golkar tersebut.

Selain itu, Setnov juga sempat mengatakan bahwa dirinya merupakan orang yang telah dizalimi. ”Mudah-mudahan mereka yang menzalimi saya dimaafkan,” imbuhnya.

Juru Bicara KPK Febri Diansyah, pihak Setnov telah membayar denda Rp 500 juta dan biaya perkara Rp 7.500. Sedangkan untuk uang pengganti, sampai saat ini Setnov baru menitipkan Rp 5 miliar.

Uang tersebut merupakan bagian dari hukuman uang pengganti USD 7,3 juta yang didalilkan dalam putusan hakim. ”Pihak SN telah menyerahkan surat kesanggupan membayar (uang pengganti)," katanya. (tyo)

Setya Novanto pamit dan mengatakan akan memperbanyak doa di Sukamiskin, lapas yang dia sebut sebagai pesantren.

Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close