Lepas Ekspor 10,5 Juta Ton, Mentan Amran Bicara Revolusi Mental Tanpa Pungli
"Iya jadi tadi kita ditegur untuk memperbaiki layanan. Makanya kalau memang ada yang mempersulit layanan, kami akan mutasi bawahan kami ke luar daerah. Ini kita sedang mencatat apa-apa saja kesalahannya," kata Arifin.
Arifin mengatakan perbaikan berikutnya adalah sistem layanan jemput bola bagi eksportir maupun pengusaha yang hendak melakukan investasi. Kata dia, sistem itu nantinya akan mengatur tata cara transaksi melalui layanan kilat. "Pokoknya semua akan kita perbaiki dan dilakukan penyegaran sesuai arahan bapak menteri," katanya.
Sebelumnya, seorang eksportir bernama Sumiati Hartono mengeluh pendaftaran dan pengajuan sertifikasi yang dinilai sedikit lambat. Keluhan itu disampaikan Sumiati kepada Mentan Amran dalam acara pelepasan ekspor di CDC Pelabuhan Tanjung Priok.
Adapun dalam rangkaian ekspor ini, Kementerian Pertanian melepas 10,5 ribu ton dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,1 triliun. Dengan begitu, total kenaikan ekspor rata-rata mencapai 2,4 juta ton per tahun. Catatan ini mengacu pada angka tahun 2013, dimana total ekspor saat itu hanya 33 juta ton, namun di tahun 2018 angkanya naik menjadi 42,5 juta ton.
Dalam kesempatanya, Amran menjelaskan kunci keberhasilan memacu ekspor pertanian terletak pada perubahan sistem, dimana kementan sendiri telah menerapkan pengurusan dokumen ekspor melalui Online Single Submission (OSS) dan mengambil langkah cepat untuk mendorong ekspor produk pertanian dengan penggunaan sertifikat elektronik (e-Cert) serta menggunakan peta komoditas ekspor produk pertanian i-MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export). (jpnn)