Lewat Tengah Malam
Oleh: Dahlan IskanPolisi lantas menyalakan sentolop. Terlihatlah David dan Paul sama-sama memegang hammer yang sama.
"Jatuhkan hammer itu," perintah polisi.
"Tidak," jawab David. Serentak dengan itu David menyendal hammer tersebut hingga terlepas dari tangan Paul. "Hei, hei, hei," sergah Paul tanpa mampu menguasai hammer itu.
Sesaat kemudian David melangkah mundur. Dengan kekuatan penuh ia ayunan pemukul itu ke kepala Paul. Bang! Paul roboh. Darah pun tumpah. Luka di kepala membuat darah lebih banyak keluar.
Tiga menit Paul tak sadarkan diri.
Polisi mengejar David dan meringkusnya.
Lewat alat komunikasi polisi minta bantuan tenaga. Juga ambulans. Tenaga medis dari tim pemadam kebakaran pun tiba. Paul, pengusaha keuangan itu, dibawa ke rumah sakit umum Zuckerberg San Francisco. Ia harus menjalani operasi keretakan tempurung kepala. Juga untuk luka di tangan kanannya.
Di ambulans Paul mengatakan kepada polisi bahwa ia tidak kenal David. Hammer pemukul itu juga bukan milik keluarga. Berarti David yang membawanya ke rumah Paul. Itu juga terbukti dari isi tas yang ditinggalkan di dekat pintu. Masih ada satu hammer lagi di tas itu. Juga masih banyak zipper-nya. Ditemukan juga kartu bus kota.