Liberalisasi Dokter
Oleh Dhimam Abror DjuraidPresiden Jokowi sudah mendahului WHO dengan mengumumkan pemberhentian protokol kesehatan. Dalam banyak kesempatan Jokowi menyatakan bangga terhadap keberhasilan Indonesia dalam mengatasi pandemi.
Salah satu yang diklaim dengan bangga oleh Jokowi ialah keputusannya untuk tidak menerapkan lockdown pada masa awal pandemi. Dalam sebuah kesempatan Jokowi mengatakan bahwa keputusan untuk tidak menerapkan lockdown itu merupakan keputusan penting yang membuat penanganan pandemi di Indonesia sukses dan pertumbuhan ekonomi tetap bertahan.
Jokowi dengan bangga mengatakan bahwa ia melakukan semadi tiga hari tiga malam sebelum mengambil keputusan itu. Keputusan itu oleh Jokowi dianggap sebagai saat paling menentukan dalam penanganan pandemi di Indonesia.
Sebagai kepala pemerintahan tentu saja Jokowi berhak mendapatkan kredit terbesar dari keberhasilan penanganan pandemi di Indonesia.
Namun, yang tidak boleh dilupakan ialah para pahlawan pandemi yang meninggal selama pandemi. Tercatat sedikitnya 2.000 dokter dan tenaga kerja yang meninggal dalam tugas.
Pemerintah juga tidak boleh lupa terhadap jasa rumah sakit swasta yang rela berkorban untuk menjadi tempat perawatan dan isolasi mandiri selama masa-masa paling genting saat pandemi. Pemerintah pernah menunggak pembayaran sampai sebesar Rp 22 triliun terhadap rumah sakit swasta yang menangani pasien pandemi.
Pemerintah juga tidak boleh lupa terhadap partisipasi masyarakat yang sukarela membantu tetangga yang terpapar.
Ketika ada yang menderita, ada juga yang menangguk untung besar di tengah bencana. Banyak orang buntung tapi banyak juga yang beruntung.