Liga Inggris Geger Akibat Kabar Pemecatan Lampard
Lampard bahkan memasang tidak kurang dari 17 kombinasi front three-nya selama pertandingan Liga Premier dan Liga Champions.
Kebobolan makin sering terjadi, rentan bola mati tetap menjadi penyakit, dan menyia-nyiakan peluang terus berlanjut, padahal uang sudah dikeluarkan besar sekali untuk mengatasi semua itu.
Akibatnya, tim pun melorot ke posisi kesembilan dalam klasemen Liga Premier setelah mengemas 29 poin. Itu lima tempat dan tiga poin lebih buruk ketimbang yang dicapai Chelsea pada periode sama musim lalu.
Itu statistik yang menjadi pukulan keras untuk taktik yang diadopsi Lampard dan staf pelatihnya.
Petunjuk bahwa performa bakal membaik kembali pun sulit ditemukan. Dan ini menjadi fakta yang tercatat dalam siaran pers Chelsea saat mengumumkan pemecatan Lampard.
Roman Abramovich dan direksi Chelsea tak memperkirakan keadaan ini apalagi mereka telah menginvestasikan lebih dari 200 juta pound untuk musim ini.
Alasan Lampard bahwa rekrutan-rekrutan anyar itu belum bisa mengubah performa Chelsea karena ditimpa cedera, virus corona dan masih beradaptasi dengan Liga Premier, tak begitu diterima manajemen.
Tetapi yang paling tidak bisa dikendalikan oleh Lampard adalah waktu. Dia tidak akan menikmati buah dari benih yang sudah dia semai di Chelsea.