Lihat nih, Ada Warga Ciamis Simpan Atribut ISIS
“Saat ditanya-tanya mengenai bendera, Komarudin menyerahkanya kepada kami,” paparnya.
Namun, Komarudin menyatakan tidak tahu mengenai keberadaan menantu dan anaknya. Tapi, Een sempat pamitan mau menjemput anaknya yang paling besar di Kecamatan Cisaga. Hingga tadi malam, Een belum pulang. “Di rumah ini adalah anaknya yang tiga sama mertuanya saja, Ahmad Sapi’i dan istrinya tidak ada,” kadus.
Asep mengatakan Ahmad bukan kelahiran Bantar. Namun sewaktu bujangan —sekitar 15 tahun ke belakang— pernah mesantren di Kampung Bantar. Akhirnya, Ahmad menikahi Een. Sejak menikah, Een dibawa ke Indramayu.
“Tahu-tahu dia itu pulang lagi sudah tiga bulan ke belakang tinggal di mertuanya. Keseharian di kampung sini penggali sumur bor,” paparnya.
Secara terpisah, Nanang Sukmana (32) menerangkan adiknya, Een Jaenah (40) memang menikah dengan Ahmad Sapi’i. Sudah hampir 15 tahun. Sejak menikah, Een dibawa Ahmad ke Kampung Karang Baru RT/W 03/02 Desa/Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu.
“Punya bengkel di sana. Namun tiga bulan ke belakang pulang dan katanya akan tinggal di Kampung Bantar,” paparnya. Namun seminggu ke belakang, menurut dia, Ahmad tidak ada lagi di rumah. Entah ke mana. Een dan anak-anaknya masih ada di rumah.
Nanang mengaku tidak begitu paham mengenai bendera milik Ahmad yang ada di rumah bapaknya. “Makanya saya kaget saat ini ramai-ramai masyarakat bahwa adik ipar itu masuk jaringan ISIS,” jelas dia.
Selama tiga bulan di Dusun Bantar, kata dia, Ahmad bekerja sebagai tukang sumur bor. Dulu, Ahmad suka mengajar anak-anak mengaji. Memang ada perbedaan bila ngobrol masalah agama, nadanya agak tinggi. Namun tidak begitu ditanggapi. (isr/sam/jpnn)