Lihat Nih Aksi Menteri LH Kongo Pelajari Gambut Indonesia
WKIMenteri Arlette menyadari perlunya sinergi antara produksi dan konservasi yang diterapkan dalam satu sistem pengelolaan hutan tanaman industri.
Dengan keseimbangan antara produksi dan konservasi, potensi satwa yang terdapat di areal konsesi seperti Burung Hantu, Burung Kuncit Madu, Orang Utan, Burung Emporok, Burung Enggang, Ular Tetak Emas, Kura-kura Katup, Binturung dan Pelanduk bisa terus dilestarikan karena habitat yang baik.
Di akhir kunjungan, rombongan mengunjungi lokasi Aloe vera center yang berada di Pontianak. Aloe vera center ini merupakan salah satu UPTD Provinsi Kalimantan Barat yang secara khusus melakukan budidaya aloe vera atau lidah buaya dan memproduksinya dalam bentuk makanan maupun minuman.
Kunjungan ke Aloe Vera Center tersebut atas rekomendasi Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmadji.
Gubernur Sutarmadji menyampaikan bahwa Aloe vera memiliki keunggulan sebagai tanaman yang dapat berkembang biak dengan baik di areal gambut.
Selama kunjungan dua hari di Kaliamantan Barat, delegasi pemerintah Republik Kongo dan Republik Demokratik Kongo didampingi oleh rombongan KLHK yang dipimpin oleh Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BLI), Dr. Ir. Agus Justianto.
Turut hadir dalam rombongan KLHK adalah Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dan Direktur Pengendalian Kerusakan Gambut Kementerian LHK. Rombongan juga terdiri atas perwakilan UNEP, FAO dan CIFOR.
Dalam kesempatan pertemuan dengan seluruh rombongan, Kepala BLI KLHK Dr. Agus Justianto mengatakan bahwa kunjungan pemerintah Republik Kongo dan Republik Demokratik Kongo merupakan apresiasi dunia internasional atas keberhasilan Indonesia dalam pengelolaan ekosistem gambut dan inovasi-inovasi yang dikembangkan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dalam pengelolaan ekosistem gambut.