Lima Pesawat Antar Jenazah
Senin, 30 Juni 2008 – 10:32 WIB
Empat pesawat Hercules dari Skuadron 31 membawa jenazah menuju Malang (Mayor Arjianto, Kapten Agung P, Kapten Doni W, Pelda Agus), Jogjakarta ( Kol. A Sulaksono), Solo ( Lettu Bambang Tri) , dan Madiun ( Mayor Susika). Satu pesawat CN-235 terbang menuju Lanud Husein Sastranegara Bandung membawa jasad Lettu Ronald Fuar dan Letkol Wahyu Hidayat . Sebenarnya ada satu pesawat CN 235 yang dipersiapkan untuk membawa Lettu Febby menuju Cirebon. Namun, karena tidak ada fasilitas pendaratan malam hari, jasad Febby dibawa melalui jalan darat.
Sebelum diberangkatkan, dilakukan upacara pelepasan jenazah di hanggar Skadron 17 Halim Perdanakusumah. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Subandrio menjadi inspektur. ”Kami sampaikan bela sungkawa dari Bapak Presiden dan penghargaan setinggi-tingginya atas pengabdian para korban dalam tugas negara,” katanya dalam sambutan pelepasan. Tampak hadir dalanm upacara Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Ketua Komisi I Theo L Sambuaga, mantan panglima TNI Marsekal ( purn) Djoko Suyanto dan mantan KSAU Marsekal (purn) Chappy Hakim.
Para anggota keluarga yang sudah menunggu sejak Jumat lalu tampak tabah. Saat jenazah satu demi satu dibawa menggunakan ambulan dari RS Pusat Halim Perdanakusumah, beragam ekspresi ditunjukkan. Putra Kol A Sulaksono misalnya, yang langsung bersujud dan mencium karangan bunga berwujud salib di depan peti jenazah ayahnya. Ibu Mayor Susika, Murtik, langsung menciumi peti dan foto almarhumah yang merupakan satu-satunya korban perempuan itu.
Jenazah memang tidak berurutan ke hanggar tempat upacara pemberangkatan dilangsungkan. Setelah diterbangkan bertahap dari Bukit Psir Gaok, Tenjolaya, Bogor dengan helikopter Super Puma dan dua helikopter Bolco, para korban diidentifikasi dulu di RS Pusat AU komplek Halim. Proses identifikasi yang berlangsung sejak pukul 15.00 itu tertutup untuk difoto wartawan. ”Itu atas permintaan keluarga para korban,” ujar Kepala Penerangan Lanud Halim Mayor Ernes DJ Fambrene.
Upacara pelepasan berlangsung singkat. Begitu korban terakhir yang berhasil diidentifikasi Pelda Agus datang, upacara langsung dimulai. Acara tak lebih dari dua puluh menit. Pukul 20.10 tanpa tembakan salvo, jenazah diangkat bersamaan oleh personel Pasukan Khas TNI AU. Diiringi genderang, peti dibawa menuju pesawat yang berada dalam posisi ready take off (siap terbang). Enam jenazah korban sipil dilepas bersamaan di RS Pusat AU oleh Wakil sisten Pengamanan KSAU.
Usai upacara pemakaman, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Subandrio mengatakan pihaknya akan segera melakukan penyelidikan menyeluruh atas kecelakaan yang terjadi Kamis lalu itu. ”Nanti akan dicek oleh tim penyelidik dari Mabes AU,” ujarnya.