Lima Strategi Kementan Bikin Perkebunan Indonesia Jadi Primadona di Pasar Ekspor
jpnn.com, JAKARTA - Perkebunan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam peningkatan ekspor pertanian. Data menunjukkan komoditas perkebunan berkontribusi sebesar 97,4 persen dari sisi volume terhadap total volume ekspor komoditas pertanian tahun 2018, di tahun yang sama perkebunan juga berkontribusi sebesar 96,9 persen dari sisi nilai terhadap total nilai ekspor komoditas pertanian.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, mengatakan sebagai upaya akselerasi peningkatan daya saing komoditas perkebunan di pasar internasional, Kementerian Pertanian telah menerapkan lima strategi jitu mendorong komoditas perkebunan yang berorientasi ekspor.
“Kontribusi komoditas perkebunan sebagai penyumbang penerimaan negara dari sektor non migas dan pembentukan neraca perdagangan komoditas pertanian sangat besar, perlu ada strategi yang tepat agar komoditas perkebunan tetap menjadi primadona di pasar Internasional,” ujar Kasdi.
Strategi pertama yang sangat penting untuk dilakukan, ungkap Kasdi adalah peningkatan produksi pada sentra-sentra pengembangan Kawasan perkebunan berbasis korporasi melalui perluasan areal baru dan intensifikasi dengan penerapan good agriculture practice (GAP).
“Hal ini senada dengan kebijakan Program BUN500, yang telah kita luncurkan di Palangkaraya beberapa waktu lalu, BUN500 akan sangat berperan dalam penyediaan benih perkebunan yang berkualitas,” terang Kasdi.
Strategi kedua peningkatan mutu pasca panen melalui penerapan GHP, GMP dan GDP, tentunya dengan dukungan sarana prasarana pascapanen yang sesuai dengan karakteristik komoditas ekspor.
Ketiga, lanjut Kasdi adalah peningkatan kegiatan partisipasi pada sidang-sidang Internasional dan promosi komoditas perkebunan di acara internasional.
“Promosi juga melalui peningkatan jumlah dan kompetensi SDM serta aktif berkontribusi dalam menghadiri event-event promosi di level internasional, lewat cara ini pemasaran komoditas perkebunan di pasar dunia akan lebih optimal,” beber Kasdi.