Lindungi Petani, Mentan Gencar Basmi Mafia Pangan
jpnn.com, JAKARTA - Bertepatan dengan peringatan Hari Krida Pertanian pada 21 Juni lalu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memblacklist lima perusahaan importir lantaran melakukan pelanggaran berupa impor tidak sesuai dengan peruntukan, mempermainkan harga, dan memanipulasi wajib tanam.
Sebelumnya, tepat di Hari lahir Pancasila 1 Juni 2018, Menteri Pertanian juga menyerukan perang terhadap mafia pangan dengan memblacklist 7 importir bawang putih, karena mempermainkan harga jual.
Apakah yang terjadi sebenarnya?
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat ini tengah gencar menggalakkan program swasembada pangan untuk beberapa komoditas strategis Indonesia.
Ketegasan Mentan adalah upaya untuk melindungi jutaan perut bangsa ini, dan karenanya perlu dukungan banyak pihak.
Tak perduli, berapa besar jerih payah petani kita, para mafia pangan akan mencari celah untuk keuntungan pribadi dan kelompoknya. Sektor pangan adalah sektor yang menggiurkan, tak heran jika praktek dan permainan dalam memperebutkan keuntungan dari sektor ini menjadi rebutan banyak orang.
Sudah sejak lama terdengar pelaku kartel berusaha melakukan penyabotan, penimbunan, pendistorsian informasi, termasujk juga menyuap para pengambil kebijakan, meanipulasi data, hingga mementahkan segala upaya pemerintah untuk mencapai swasembada.
Praktek kartel sejatinya membuat mekanisme pasar tidak berjalan sebagaimana mestinya. Petani sebagai produsen pangan merugi karena harga yang terlampau rendah, masyarakat luas sebagai konsumen juga dirugikan karena harga pangan yang terlalu tinggi. Menyentuh sisi gelap antara keduanya adalah solusi yang tepat.