LLDIKTI XIV Papua-Papua Barat Tiba-Tiba Kunjungi Ukrida
Menurut Lidia, pekerjaan rumah utama bagi kebanyakan kampus adalah membenarkan kurikulum. Kebanyakan kampus memulai dari semester 5. Yang terpenting tidak ada masalah dalam mengonversi dan menyetarakan, entah ke free form, structured form atau Blended form.
Dalam pelaksanaannya terang Lidia, perlu membentuk Tim Satgas sebagai penanggung jawab yang bertugas membantu setiap langkah. Mulai dari pendaftaran hingga mahasiswa mendapat pengumuman diterima, serta melakukan evaluasi dan pengawasan.
"Langkah implementasi pun tidak harus dilakukan semua, makin sedikit justru makin baik," ujarnya.
Sementara, perwakilan perguruan tinggi swasta LLDIKTI XIV wilayah Papua – Papua Barat Dr. Petrus I. Suripatty mengungkapkan sejumlah masalah yang dihadapi PTS. Antara lain posisi persoalan adat di dalam pelaksanaan pendidikan, serta dalam mengimplementasikan MBKM, tetapi hanya memiliki 5 semester. Selain itu, banyak mahasiswa memohon pembayaran secara mengangsur.
Dr. Oktavia selaku Wakil Rektor II Ukrida yang membidangi keuangan mengungkapkan hal serupa juga dialami Ukrida. Ada juga pimpinan universitas kurang memahami bagaimana cara mengimplementasikan MBKM atau dari mana harus memulai, akhirnya meminta pengarahan dari Ukrida.
Oleh karena itu, Lidia menambahkan, pihaknya akan membantu, bahkan ada wacana melaksanakan pertukaran dosen. Ukrida pun menempatkan diri dalam posisi mewujudkan semboyan Lead To IMPACT dalam membagi pengalaman, yang disambut dengan penuh apresiasi oleh delegasi dari Papua.
Sementara, Koordinator BKP Magang, Olfien Wilsyie Riruma, mengatakan, yang paling diminati mahasiswa adalah BKP Magang dan BKP Studi Indpenden. (esy/jpnn)