Luar Biasa, Coretan Arek Suroboyo Diapresiasi Valentino Rossi dan Paul McCartney
jpnn.com - Sudah tahu apa itu scribble? Ya itu adalah teknik menggambar dengan mengarsir ke segala arah. Ada juga yang mengatakan kalau itu teknik cakar ayam dan benang ruwet. Tapi siapa sangka, dari teknik itu, scribble artist asal Surabaya, Rachmad Priyandoko mendapat apresiasi dari tokoh dunia.
Di Surabaya, Rachmad adalah salah seorang pelopor scribble art. Melukis dengan teknik coret-coret tersebut sebelumnya masih dianggap tidak lazim, terkesan semrawut, dan aneh. Teknik scribble merupakan coretan mengekspresikan pikiran, baik kekesalan, kejengkelan, kebahagiaan, kerinduan, maupun harapan. Bagi Rachmad, scribble juga bisa dibentuk menjadi karya seni. ”Coret-coret justru memberikan kesan gambar bernilai seni tinggi. Seperti seni lukis beraliran abstrak,’’ ujarnya.
Rachmad memang baru bergelut dengan seni scribble pada November lalu. Meski terbilang masih dini di bidang scribble, pria kelahiran 7 April 1984 itu sangat mahir. Sejak kecil, dia memang terbiasa dengan dunia gambar. Sebelumnya, dia juga bergelut dengan dunia karikatur. Saat masih di bidang karikatur, karyanya sudah diakui. Salah satunya karikatur Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf. ”Waktu itu saya diminta membuat karikatur Gus Ipul (nama panggilan Saifullah Yusuf, Red) untuk hadiah,’’ kisahnya.
Bergelut di dunia karikatur sejak 2011, Rachmad pun ingin membuat inovasi baru dalam menggambar. Akhirnya dia menekuni seni scribble. Hal itu berawal ketika dia melihat hasil karya para komunitas sketcher di Surabaya. Dia terkesan dengan hasil karya sketsa bangunan milik LK Bing (pendiri Urban Sketcher Surabaya). Komposisi gelap dan terang pada sketsa tersebut terlihat sangat bagus. Akhirnya, dia mencoba untuk menerapkan teknik itu dalam bentuk wajah. Bedanya, teknik yang digunakan adalah teknik arsir kasar atau coret-coret. ”Waktu itu saya ingin membuat sesuatu yang berbeda,’’ jelas asisten dosen Jurusan Interior Desain Universitas UK Petra itu.
Dia mengakui, membuat scribble tidak mudah. Salah satunya harus mengenal karakter tokoh yang akan digambar. Selain itu, harus mampu memahami sisi gelap dan terang. Misalnya, untuk membuat sisi gelap, coretan dipertebal dan lebih rapat. Untuk membuat sisi terang, coretan dibuat lebih lebar dan renggang. ”Pengenalan teknik sisi terang dan gelap ini penting,’’ ujarnya.
Rachmad menceritakan, dirinya kali pertama membuat seni scribble dengan menggunakan gadget. Melalui aplikasi menggambar, dia membuat scribblewajah tokoh-tokoh terkenal di dunia. Misalnya, Bruce Lee, Joko Widodo, Paul McCartney, dan Valentino Rossi. ”Saya memang sangat tertarik untuk membuat gambar wajah,’’ ujarnya.
Ayah satu anak itu pun memamerkan karyanya melalui media sosial (medsos). Mulai Facebook, Twitter, Path, hingga Instagram. Tidak perlu menunggu lama, respons bermunculan. Selain mendapat komentar bagus, banyak yang me-like gambar-gambar scribble karyanya. ”Saya coba sharesekali. Ratusan orang berkomentar positif,” ujarnya.
Dari situlah, Rachmad semakin optimistis bahwa seni scribble mudah diterima. Tidak kehabisan akal untuk mempromosikan seni scribble, dia memanfaatkan momen. Misalnya, memanfaatkan grup Hit 80-90 yang sedang booming di Facebook. Dia memasukkan scribble tokoh-tokoh terkenal di era itu dalam grup tersebut. Tidak disangka, responsnya semakin banyak. Komentarnya pun membeludak. ”Saya selalu share ke teman-teman seniman. Jadi, yang merespons juga orang-orang hebat,’’ jelasnya.
Sudah tahu apa itu scribble? Ya itu adalah teknik menggambar dengan mengarsir ke segala arah. Ada juga yang mengatakan kalau itu teknik cakar ayam
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
JPNN VIDEO
-
Desk Pencegahan Kementerian Polkam Selamatkan Uang Negara Rp 6,7 Triliun
-
BBM Kembali Naik Harga
-
Jokowi Menjadi Tokoh Terkorup Versi OCCRP, Budi Gunawan Minta Masyarakat Tidak Berpolemik
-
Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru di Kasus Korupsi PT. Timah
-
Ahmad Dhani Beri Bocoran Rencana Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise
- Features
Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
Kamis, 19 Desember 2024 – 18:45 WIB - Features
Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
Sabtu, 14 Desember 2024 – 13:43 WIB - Features
Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
Minggu, 20 Oktober 2024 – 01:04 WIB - Features
Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
Kamis, 19 September 2024 – 17:47 WIB
- Bengkulu
Honorer Lulus PPPK 2024 Diminta Urus Berkas NIP, yang Gagal Disuruh Ngapain?
Jumat, 03 Januari 2025 – 07:32 WIB - Humaniora
5 Berita Terpopuler: BKN Bersikap, Nasib Honorer Tanpa Kode L Terungkap di seleksi PPPK, Cermati Penjelasannya
Jumat, 03 Januari 2025 – 07:17 WIB - Humaniora
Honorer Tanpa Kode L dan 4 Pertanyaan soal PPPK Paruh Waktu, Misteri Bukan Hanya Gaji
Jumat, 03 Januari 2025 – 07:02 WIB - Jogja Terkini
Jadwal KRL Jogja-Solo, Jumat 3 Januari 2025
Jumat, 03 Januari 2025 – 06:16 WIB - Dahlan Iskan
Palang Rel
Jumat, 03 Januari 2025 – 06:55 WIB