Luhut Pandjaitan Jadi Kalem, Hendri Menilai Ada Misteri
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio menyampaikan analisis terhadap pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan saat konferensi pers pada Sabtu (17/7).
"Ada satu lagi yang perlu diapresiasi dari Pak Luhut selain maafnya, itu loh, gaya komunikasinya sudah berubah kalem, tidak lagi komunikasi arogansi. Ini berkat teman-teman semua yang ikut menyuarakan kemarin. Sejuk kan, Pak," ucap Hendri melalui akun @satriohendri di Twitter, Minggu (18/7).
Saat dihubungi JPNN.com, Hendri berharap dengan adanya permintaan maaf serta komunikasi yang lebih adem, pernyataan Menko Luhut yang menyebut PPKM Darurat belum optimal disertai permintaan maaf bisa diterima oleh masyarakat.
Namun, pengajar di Universitas Paramadina itu belum bisa memastikan apakah gaya komunikasi yang kalem itu bakal berdampak pada tingkat kepatuhan masyarakat terhadap aturan PPKM Darurat.
"Masalah patuh atau tidaknya, ya mudah-mudahan. Sebab, patuh atau tidak itu tergantung dari tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan programnya," tutur Hendri.
Secara substansi, konferensi pers Menko Luhut itu menurut tidak perlu ada dan mubazir. Sebab, Luhut cuma ingin mengatakan keputusan PPKM Darurat diperpanjang atau tidak baru akan diumumkan beberapa hari kemudian.
"Menurut saya kemarin itu, ada hal yang secara komunikasi jadi misteri. Itu seperti membuktikan pemerintah itu kurang koordinasi, kemudian penggunaan sains dan datanya sangat kurang," ujar Hendri.
Pendiri KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) itu mengatakan bila koordinasi di internal pemerintah bagus, maka konferensi pers Menko Luhut tidak perlu dilakukan, apalagi dia sebelumnya menyatakan situasi Covid-19 di Indonesia terkendali.